Mohon tunggu...
Anggi Paramitha Dilly
Anggi Paramitha Dilly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sastra

Seorang penggemar novel-novel Rick Riordian, Tere Liye, film fantasi dan genre slice of life.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Galeri Foto Langit Semanu

30 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 30 Juni 2024   22:06 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: Dokumen Pribadi)

"Rumah saya di depan Pak Susilo, jadi liat waktu Mbak-Mas lewat. Waktu itu anak saya bilang 'ada KKN!', begitu Mbak," kata Bu Sari yang ternyata bertetangga dengan Pak Susilo, ketua RT04.

"Sudah lama, Mbak, tidak ada KKN di sini.  Jadi, Mbak dan Mas langsung terkenal," timpal Bu Suryani yang datang meletakkan piring penuh kudapan di depan Acha dan Mila. "Ini, Mbak. Mas-masnya kayaknya juga sedang istirahat. Bisa dimakan bareng-bareng."

Dengan itu, Acha dan Milla menemui keempat anggota laki-laki yang duduk pada salah satu sudut serambi rumah joglo, sedikit terpisah dari partisipan kerja bakti lainnya. Setelah beberapa hari mengelilingi setiap sudut dusun tempat mereka mengabdi, Acha memperhatikan bahwa kebanyakan rumah penduduk merupakan bangunan rumah joglo dengan halaman yang luas. Pada halaman biasanya para penduduk manfaatkan untuk menanam ubi atau tanaman perkebunan lainnya.

Keempat anggota laki-laki tampak sumringah akan kedatangan Acha dan Mila dengan sepiring penuh  kudapan jajanan tradisional. Namun, di antara semua jajanan tradisional yang sering ditemui di Kota Yogyakarta, puli tempe bacem paling menarik perhatian. Rasa dari puli yang merupakan nasi ketan serasi dinikmati dengan rasa manis gurih pada tempe bacem.

 Kelak selama periode KKN berlangsung, mereka pun dapat menemukan camilan tersebut dengan mudah. Bahkan, tak lama puli tempe bacem pun menjadi favorit Acha.

Selain berkenalan dengan puli tempe bacem, suguhan makan siang hari itu pun menjadi momen pertama mereka mencicipi sayur jangan lombok ndeso yang berisi lombok ijo atau cabai hijau. Begitulah kerja bakti hari itu membuat mereka mencicipi dua kuliner khas yang belum pernah mereka temukan.

Nantinya, ketika hujan deras mulai mengguyur dusun itu, mereka pun akan sering melihat para penduduk bahkan anak-anak mengumpulkan banyak ulat jati. Ulat-ulat tersebut pun menjadi camilan populer di kalangan penduduk karena hanya dapat dinikmati pada waktu tertentu. 

Berbagai kuliner tersebut yang justru bahannya banyak didapatkan masyarakat dari lingkungan sekitar membuat Acha kagum.

Foto kedua adalah foto langit malam dengan semarak kembang api. Foto yang diambil saat perayaan tahun baru. Dusun tempat mereka mengabdi memiliki tradisi unik dimana mereka akan menggelar tikar di jalan dan duduk bersama-sama. Mereka akan menyanyi atau mengobrol lalu menghitung mundur pergantian tahun sebelum akhirnya merayakan kembang api. Althaf dan Brian sempat unjuk suara menampilkan sebuah lagu untuk memeriahkan suasana.

Foto malam yang lain adalah sebuah malam dimana pagelaran budaya diadakan di lapangan voli dekat balai dusun. Malam itu, mereka pertama kalinya menonton pementasan doger yang terdiri dari beberapa babak. Rasanya cukup mengagumkan karena para penampil dalam pertunjukan tersebut didominasi oleh para pemuda-pemudi dusun tersebut. 

Selain tiga foto tersebut, ada banyak foto langit lain yang Acha abadikan. Namun, spot favoritnya adalah balai dusun dimana ia dapat mengabadikan keindahan langit sepuasnya dengan hamparan sawah dan pepohonan rindang. Ia senang menikmati udara segar seraya mengabadikan perpaduan warna biru dengan jingga tatkala fajar di sela-sela kesibukan mereka menyiapkan balai dusun untuk kegiatan senam pagi. Ia pun dapat bertegur sapa dengan para penduduk yang berangkat berjalan kaki menuju sawah dan ladang dengan wajah berseri. Lalu, ketika warna langit berubah lembayung dan senja datang, mereka pun melihat para penduduk berjalan pulang ke rumah masih dengan senyuman di wajah. Spot tersebut yang telah menjadi basecamp tidak resmi mereka menyimpan berbagai memori tak terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun