Mohon tunggu...
Anggi Paramitha Dilly
Anggi Paramitha Dilly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sastra

Seorang penggemar novel-novel Rick Riordian, Tere Liye, film fantasi dan genre slice of life.

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Empat Tamu di Rumahku

21 Juni 2024   00:43 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:48 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: Dokumen Pribadi - Empat orang bermain di pantai)

Namun, bukan berarti keempat laki-laki itu tidak memiliki harapan pada genre komedi. 

Pernah suatu waktu, aku melihat mereka baru saja selesai memanen telur maggot, salah satu program kerja yang dilanjutkan Pak Bachtiar. Entah mengapa, pagi itu rasanya membosankan, jadi aku memutuskan untuk singgah sebentar di atas atap rumah Pak Bachtiar sembari mengamati kesibukan mereka. Althaf dan Soja tampak sibuk mengaduk-aduk bak biopond membantu Abqary yang tengah memilih beberapa maggot untuk penelitiannya. Sementara tiga manusia lainnya tampak asyik mengobrol sembari membantu Pak Bachtiar memberi makan ayam dengan lalat-lalat yang telah mati.

Kemudian, terdengar Acha bertanya penasaran akan ternak lele Pak Bachtiar. Katanya, ia ingin membuatkan titik maps online para pengusaha di dusun ini.

"Coba kalian tengok dulu apakah layak. Kemarin kalian belum melihat lele yang besar, kan?"

Hal yang dimaksud Pak Bachtiar adalah lele-lele yang berada di dalam drum biru besar yang terletak tak jauh dari kolam. Sejak tercebur di kolam lelenya beberapa bulan lalu, aku harus menahan diri untuk tak lagi berusaha menyentuh, bahkan mendekati para ikan di sana.

Tak lama kemudian, mereka berenam tampak telah berkerumun mengelilingi drum tersebut dengan antusias. Begitu Abqary mulai menaburkan pakan, mereka pun bereaksi kagum ketika para lele besar itu menampakkan diri di permukaan drum. Dasar manusia-manusia itu, memang mereka tidak pernah melihat ikan lele yang belum digoreng? Tapi, memang sih para ikan itu cukup besar bahkan untuk kumakan. Jadi, aku memaklumi reaksi mereka.


"Btw, gaes... kalian tahu nggak sih gimana suara ikan lele?" tanya Althaf sekonyong-konyong mengalihkan atensi para anggota dari permukaan drum. Seolah tak belajar dari yang sudah-sudah, mereka tampak menyimak dengan serius, tetapi Althaf justru hanya tersenyum kecut. Agaknya, ia sedang berusaha untuk melucu untuk kesekian kali, tetapi harus gagal.

"Kan aku tanya, gaes, barangkali kalian tahu," ucapnya tanpa merasa bersalah.

Nice try, bro! Mereka hanya menghela napas dan kembali menatap para lele. Abqary sekali lagi menaburkan pakan untuk memancing ikan-ikan itu ke permukaan.

"Kalau suara buaya kalian tahu nggak?" tanya Abqary tiba-tiba bernada serius. 

Sekali lagi, atensi anggota beralih, kali ini pada Abqary dengan wajah datarnya. Bahkan, Althaf pun menyimak dengan raut penasaran. Aku berharap cemas apakah kali ini Abqary akan berhasil dengan jokes-nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun