Pada tingkat ekstensional, cara hidup itu memapankan beberapa interkoneksi sosial yang berlangsung di dunia ini; dalam konteks intensional ia telah menubah beberapa ciri khas yang paling dekat dan paling pribadi dari eksistensi kita dari hari ke hari.9Â
Selain itu, anggapan umum masyarakat akan modernitas selalu mengarah kepada 'barat', 'barat sebagai kiblat' ataupun menganggap hal tersebut sebagai 'proyek barat', sentimen-sentimen itu setidaknya hingga hari ini masih tumbuh subur. Selain itu, yang tak kalah suburnya adalah narasi penyamaan modernisasi dengan westernisasi. Tapi apakah (benar) modernitas merupakan proyek barat?
Anthony Giddens pernah membahas hal ini. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut mungkin kita harus mengetahui hal ini terlebih dahulu. Dalam pengelompokkan organisasional, dua kompleks organisasional yang berbeda memiliki arti penting bagi perkembangan modernitas; negara-bangsa dan produksi kapitalis secara sistematis. Keduanya berakar pada karakteristik khas sejarah Eropa dan tidak banyak memiliki kaitan dengan periode sebelumnya atau dengan setting budaya lain.Â
Jika, dalam eratnya kaitan satu sama lain, mereka telah menguasai seluruh dunia, itu semua karena kekuasaan yang mereka bangun. Atas pertanyaan ini, jawaban besarnya tentu "ya". Salah satu konsekuensi fundamental modernitas adalah globalisasi. Ini lebih dari sekedar difusi institusi barat ke seluruh dunia, di mana budaya lain dihancurkan.Â
Globalisasi-yang merupakan suatu proses perkembangan tidak seimbang yang runtuh ketika dia berkembang- memperkenalkan bentuk baru kesalingtergantungan dunia.9 Atas dasar tersebut seakan mengamini McNeill dalam bukunya The Rise of The West -- A History of Human Community yang menyatakan bagaimanapun juga pertumbuhannya di kemudian hari, kebudayaan dunia selalu mengandung ciri-ciri barat; "Setidak-tidaknya pada tahap-tahap permulaan, setiap kekuasaan dunia ini tentu negara barat."10Â
Juga melalui garis pemikiran inilah maka Van Baal berpendapat, bahwa ada bermacam-macam variasi berdasarkan faktor-faktor kebudayaan, geografi, dan politik, bangsa-bangsa non barat itu makin lama makin berorientasi ke barat.11Â
Di sisi lain, Profesor J. W Schoorl dari VU University menegaskan bahwa 'modernisasi' lebih baik dari pada 'westernisasi', karena pertama: tepat menjelaskan, bahwa masalahnya mengenai proses perkembangan yang umum untuk semua masyarakat, dan kecuali itu: pengertian itu dapat menampung bentuk-bentuk khusus per kebudayaan dari perkembanan umum tersebut.12
Modernisasi Dalam Genggaman Elit
Setelah diatas saya menjelaskan fenomena ketakutan dan penolakan yang terjadi di tengah masyarakat termasuk di kalangan elit di negeri ini. Tetapi kali ini saya memiliki porsi lebih membahas elit dalam pusaran arus modernisasi.
Berangkat dari definisi paling umum akan elit yang menunjuk kepada sekelompok orang dalam masyarakat yang menduduki kedudukan-kedudukan tinggi. Dalam arti yang lebih khusus yang ditunjukkan kepada sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang pemerintahan serta lingkungan dari mana pemegang kekuasaan itu diambil.Â
Bagi saya, keberadaan elit dalam sebuah masyarakat adalah sebuah keniscayaan. Kelompok atau masyarakat membutuhkan seorang 'pemimpin' yang memiliki tugas untuk mengkoordinasikan kegiatan bersama untuk diarahkan kepada kepentingan khalayak umum.Â