Mohon tunggu...
Panji Ansari
Panji Ansari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-2 Pendidikan Kader Ulama Universitas PTIQ Jakarta

Panji Ansari, S.Ag. adalah seorang mahasiswa di Program Pendidikan Kader Ulama di Universitas PTIQ Jakarta. Sebagai seorang penulis, pembicara, dan konten kreator, Panji memiliki dedikasi tinggi dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang studi Islam, ia aktif berkontribusi dalam berbagai kegiatan akademis dan keagamaan. Panji terkenal karena kemampuannya menyampaikan materi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, baik melalui tulisan, ceramah, maupun konten digital.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dialektika Aliran Murjiah: Tinjauan Sejarah, Ajaran, dan Relevansinya dalam Teologi Islam

28 Juli 2024   10:00 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Katakanlah (Nabi Muhammad), "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.663) Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Departemen Agama RI, 2009: 464)

Ayat ini juga sering dijadikan landasan oleh Murjiah untuk menegaskan luasnya rahmat dan pengampunan Allah (Al-Qurtubi, 1964: 264-265). Mereka menginterpretasikan ayat ini sebagai bukti bahwa pintu tobat selalu terbuka dan pengampunan Allah meliputi segala dosa.

Kritik terhadap Murjiah

Pandangan Murjiah tidak luput dari kritik dari berbagai kalangan ulama dan aliran teologi lainnya:

1. Pemisahan iman dari amal dapat mendorong kelalaian dalam beribadah dan ketaatan kepada Allah. Al-Ghazali berpendapat bahwa pandangan ini dapat menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap kewajiban agama (Al-Ghazali, t.t: 110-111).

2. Pandangan Murjiah dianggap terlalu optimis dan dapat menyebabkan sikap meremehkan dosa. Beberapa ulama khawatir bahwa optimisme berlebihan dapat mengarah pada sikap permisif terhadap pelanggaran syariat.

3. Konsep iman Murjiah dianggap terlalu simplistis dan tidak mencerminkan kompleksitas ajaran Islam (Al-Shahrastani, 1993: 141-142). Dia berpendapat bahwa pemahaman iman perlu mencakup aspek keyakinan, perkataan, dan perbuatan secara integral.

Relevansi Murjiah dalam Konteks Kontemporer

Meskipun Murjiah sebagai aliran teologi klasik tidak lagi eksis dalam bentuknya yang original, beberapa aspek pemikirannya masih memiliki relevansi dalam konteks kontemporer:

Pertama, Toleransi dan Pluralisme: Sikap Murjiah yang menahan diri dari menghakimi status keimanan orang lain dapat menjadi pelajaran penting dalam konteks masyarakat yang plural (Madjid, 1992: 253-254). Dalam era globalisasi dan masyarakat multikultural, sikap ini dapat berkontribusi pada pembangunan hubungan antar-komunitas yang lebih harmonis.

Kedua, Optimisme Spiritual: Pandangan Murjiah tentang luasnya rahmat Allah dapat memberikan optimisme spiritual bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang merasa berdosa dan ingin bertobat (Azra, 1994: 182-183). Dalam konteks modern di mana banyak orang mengalami krisis spiritual, perspektif ini dapat memberikan harapan dan dorongan untuk kembali ke jalan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun