Ketiga, Status Pelaku Dosa Besar, salah satu karakteristik utama Murjiah adalah sikap mereka terhadap pelaku dosa besar. Berbeda dengan Khawarij yang menganggap pelaku dosa besar telah kafir, Murjiah berpendapat bahwa selama seseorang masih beriman dalam hatinya, ia tetap dianggap mukmin meskipun melakukan dosa besar (Shahrastani, 1993: 139-140). Mereka menunda penilaian akhir tentang nasib pelaku dosa besar hingga hari kiamat.
Keempat, Optimisme Keselamatan, Murjiah cenderung optimis dalam memandang keselamatan umat Islam di akhirat. Mereka berpendapat bahwa Allah Maha Pengampun dan kemungkinan besar akan mengampuni dosa-dosa umat Islam, kecuali syirik (Watt, 1985: 34-35). Pandangan ini didasarkan pada interpretasi mereka terhadap beberapa ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang luasnya rahmat Allah.
Ayat yang digunakan untuk melegitimasi Aliran Murjiah
Istilah Murjiah tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an, beberapa ayat sering digunakan untuk mendukung atau mengkritik pandangan mereka:
2. Surah An-Nisa/4: 48
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar." (Departemen Agama RI, 2009: 86)
Murjiah sering menggunakan ayat ini untuk mendukung pandangan mereka tentang luasnya pengampunan Allah dan optimisme keselamatan bagi umat Islam (Al-Razi, 1420: 91-92). Mereka menafsirkan bahwa selama seseorang tidak melakukan syirik, ada harapan besar untuk mendapatkan pengampunan Allah.
2. Surah az-Zumar/39: 53
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ