Mohon tunggu...
Santy Novaria
Santy Novaria Mohon Tunggu... -

Seorang Muda. Penikmat Fiksi. Tukang kritik yang bukan penulis. Anda tidak harus jadi koki handal untuk sekedar merasai mana masakan enak, mana yang kurang garam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kramat!

14 Desember 2010   16:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Joloklah dengan kayu ni!"

Kulihat seorang anak mengangsurkan kayu lapuk pada temannya yang sedang menggapai-gapai buah Mangga. Makin kutajamkan penglihatanku, anak itu sekarang lebih berani. Dia berdiri diatas kuburan, dan kayu yang akan diberikannya itu, itu kayu nisan.

Malang sekali orang yang berbaring disana, tak lagi dihargai. Meski dia sudah mati sekalipun. Bayanganku lari pada cerita masa kecil kami bertahun silam...

__________

"Baik kita pulang. Kata Umak aku, tak boleh bermain sejauh ni."

"Iyalah, mari kita *balek."

"Eh, jangan lewat sini. Didepan sana ada kuburan Wak Japon."

"Kuburan Wak Japon? Mana?"

"Engkau tak tau? Itu sebelah sana. Buta lah mata engkau tu."

"Eh, engkau jangan maintunjuk kuburan sembarangan. Tak baek. Kualat nanti."

"Alamak, dah sempat. Macam mana ni?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun