Mohon tunggu...
Santy Novaria
Santy Novaria Mohon Tunggu... -

Seorang Muda. Penikmat Fiksi. Tukang kritik yang bukan penulis. Anda tidak harus jadi koki handal untuk sekedar merasai mana masakan enak, mana yang kurang garam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kramat!

14 Desember 2010   16:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kalau nak menunjuk kuburan, jari harus engkau *pengkokkan. Habis tuh masukkan dalam mulut, kalau tak ingin kena tuah"

"Iya lah.. Iya lah.. Sekarang aku masukkan mulut."

Serentak kami berlarian pulang. Gerimis dipenghujung hari yang beranjak petang adalah panggilan alam menyuruh kami menyudahi permainan.

______________________________________

Catatan Pelengkap:

Menderes : Mengambil getah dari pohon karet.

Tersapo : Keteguran makhluk halus.

Balek : Pulang kerumah.

Pengkok : Bengkok, kalau untuk jari biasanya dilipat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun