Mohon tunggu...
Josephine Olivia
Josephine Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

apapun masalahnya, bagaimana pun buruknya keadaan, ingatlah kamu tidak terjebak. selalu ada jalan keluar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kim Ji Young: Born 1982, Feminisme (Masih) Kontroversial

13 November 2022   20:38 Diperbarui: 13 November 2022   20:40 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Kim Ji young: Born 1982. Sumber: IMDb

Pendapat Masyarakat Lokal

Tak hanya di negara asalnya, 'Kim Ji Young: Born 1982' juga tayang di Indonesia pada November 2019. Meskipun termasuk dalam film kontroversial, namun film ini terjual laris dan mendatangkan berbagai opini terkait isu feminisme yang dibahas. Lebih dari tiga juta penonton dapat diraih dalam tiga minggu penanyangan, dan Evyta Fiorella, Dewi Fadianti serta Budi Siswanto adalah tiga orang dari jutaan penonton tersebut.

Penulis melakukan wawancara dengan ketiga narasumber. Evyta Fiorella merupakan mahasiswa asal Indonesia yang berusia 20 tahun, dan kini menempuh pendidikan di China, tepatnya di Kota Nanjing.

Narasumber berikutnya ialah Dewi Fadianti, karyawan administrasi pajak yang kini berusia 46 tahun. Selain menjadi karyawan, ia juga melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Yang terakhir ialah Budi Siswanto, pekerja kantoran yang kini berusia 52 tahun dan sudah menduduki

Menurut Evyta, film 'Kim Ji Young: Born 1982' merupakan film yang menyentuh hati. Ia kerap merasakan hal-hal yang dibahas dalam film tersebut dalam lingkungan sekitarnya. Di China, ia sering memperoleh diskriminasi dalam berbagai hal. Salah satunya dalam memperoleh pekerjaan.

Sebagai mahasiswa, Evyta ingin menjadi pekerja paruh-waktu di salah satu caf yang ada di Nanjing. Namun, beberapa pemilik caf hanya memilih pria sebagai karyawannya, sehingga wanita tidak mendapat kesempatan untuk bekerja sebesar pria.

Narasumber selanjutnya ialah Dewi Fadianti, yang merupakan ibu rumah tangga. Baginya, film tersebut menggambarkan kehidupan nyata yang dialaminya. Ia berkewajiban untuk mengurus pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, dan sebagainya. Di satu sisi, ia pun harus menjalankan pekerjaannya sebagai pegawai administrasi pajak.

Namun ia bersyukur bahwa ia tidak memperoleh diskriminasi di tempat ia bekerja. Karyawan pria dan wanita diperlakukan sama sebagaimana mestinya, dengan memperhatikan hal-hal tertentu seperti cuti menstruasi. Namun ia juga menyatakan bahwa ketidakadilan yang diterima oleh kaum wanita masih sangat tinggi hingga saat ini, seperti yang digambarkan dalam film.

Adapun narasumber terakhir ialah Budi Siswanto, seorang karyawan kantoran yang memiliki puluhan tahun pengalaman dalam dunia korporat. Sebagai seorang pria, ia tidak merasakan hal yang Kim Ji Young rasakan dalam film tersebut. Namun, ia melihat kondisi lingkungan sekitarnya yang digambarkan seperti film 'Kim Ji Young: Born 1982'.

Ia berpendapat bahwa film ini memuat perjuangan kesetaraan gender yang dikemas secara modern. Kim Ji Young: Born 1982' tak hanya sekedar membahas isu feminisme, namun bagaimana perjuangan penghapusan ketidakadilan dan penghilangan diskriminasi pada wanita yang harus ditegakkan.

"Kita semua tahu anak laki-laki tidak akan duduk diam selama sepuluh menit. Mereka pasti akan bermain sepak bola, bola basket, bisbol, atau melompat ke sana kemari. Bagaimana mungkin anak-anak seperti itu disuruh mengenakan kaus berkerah tinggi dan sepatu biasa (seperti wanita)?" (Kim Ji Young: Born 1982, halaman 53)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun