Oh....ternyata latar belakang filosofi lokal orang Ngada ini diungkapkan adalah pertama para leluhur memiliki kehendak atau berkeinginan baik bahwa untuk semua orang Ngada harus menciptakan iklim yang harmonis diantara sesama.Â
Saya refleksikan bahwa hal itu benar dan patutlah kita sebagai orang Ngada memberikan apresiasi kepada para leluhur kita yang telah menciptakan filosofi seperti ini.Â
Pertanyaan untuk kita renungkan bersama apakah kita hanya menikmati filosofi yang indah di atas dan membangga-banggakan kepada orang-orang di tempat atau daerah lain?Â
Jika kita hanya sebatas pada sikap seperti ini maka hal inilah yang dinamakan sia-sia belaka. Â Lalu apa yang perlu dilakukan. Ya, tentu saja action, bertindak! Yaitu dengan menghidupi atau melaksanakan petuah atau pesan filosofi leluhur di atas dalam kehidupan nyata.
Berbaik-baikan dengan sesama sahabat atau saudara dari lubuk hati yang dalam sampai terbawa pada mimpi yang indah dan penuh damai baik siang maupun malam:
Pasti kita mempertanyakan apakah bisa Kebaikan yang dibuat seseorang sampai terbawa mimpi di malam hari? Jawaban saya adalah "bisa" Mengapa sampai terbawa mimpi kebaikan yang kita buat? Saya melihat bahwa ketika seorang melakukan kebaikan sampai terbawah mimpi malam itu artinya kebaikan yang dibuatnya itu telah meresap bahkan menjiwai seluruh hidupnya atau degan kata lain dalam bahasa Psikologis kebaikan itu telah bekerja dalam alam bawah sadar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H