Mohon tunggu...
Fransiskus Pala
Fransiskus Pala Mohon Tunggu... Editor - Mencoba Memberantas Kekerdilan Jiwa

Tidak ada kata terlambat untuk memulai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filososfi Orang Ngada

4 Februari 2022   12:13 Diperbarui: 4 Februari 2022   12:22 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Filosofi Orang Ngada

***Modhe ne'e hoga woe, modhe sai go nipi kobe, meku ne'e doa delu, meku bhodha sai leza zetu***

Hari itu saya sedang duduk di sebuah warung kopi di pinggiran kota Jogja tepatnya di Gang Biasa, Jln. Gadingan. Nama tempat itu Kopi pasir, karena pemiliknya menggoreng kopi di atas pasir yang panas. 

Entah bagaimana caranya saya tidak mempedulikan hal itu, tetapi yang lebih menusuk di hati saya adalah pertanyaan teman saya  Wong (orang) Jogja. Pertanyaannya sederhana saja. 

Mas mengapa beberapa orang Indonesia timur yang saya temui itu terlihat kasar dalam berbicara bahkan gerak fisik mereka seperti terlihat sangar?

Saya sangat terkejut dengan pertanyaan spontan dari teman saya itu. Saya hanya tersenyum dan tidak menjawab apa yang ditanyakannya, karena kebetulan pelayan kopi pasir tersebut sudah membawakan kopi hasil racikanya. 

Saya mengabaikan pertanyaannya tersebut dan mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan materi perkuliahan esok di kampus, sehingga ia tidak lagi mempertanyakan hal itu.

Saya menyeruput kopi di hadapan saya itu, tetapi kopi kali ini rasanya lain. Setiap tegukan rasanya seperti menelan pertanyaan teman saya itu. Mengapa orang Timur itu kasar? mengapa mereka sangar? Apakah keluarga saya itu kasar? Apakah nenek moyang saya itu kasar? Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul dipikiran saya sampai saya mengingat suatu filosofi sederhana yang terus digaungkan oleh leluhur, orang tua dikampung Modhe ne'e hoga woe, modhe sai go nipi kobe, meku ne'e doa delu, meku bhodha sai leza zetu.

Saya mencoba untuk terus merenungkan kaitan antara pertanyaan teman saya di kedai kopi pasir dan filosofi ini.

Ternyata filosofi ***Modhe ne'e hoga woe, modhe sai go nipi kobe, meku ne'e doa delu, meku bhodha sai leza zetu*** mampu menjawabi pertanyaan teman saya di atas, setidaknya untuk diri saya sendiri.

Pertama-tama saya menelusuri apa itu filosofi?

Filosofi berarti suatu ajaran hidup yang bermakna bagi kehidupan yang diturun-temurunkan oleh para pengajar. Filosofi sendiri berasal dari kata Filsafat yang berarti cinta akan kebijaksanan. 

Jika dalam tradisi orang Ngada memiliki filosofi artinya masyarakat Ngada sendiri mememiliki pengajar-pengajar yang telah menurunkan ajaran yang bijaksana kepada masyarakatnya. Mereka itu adalah para leluhur yang sering disebut nenek moyang.

Selanjutanya saya mencoba menggali makna salah satu filosofi orang Ngada yang sering disebut pata dela (petuah leluhur) yang sangat terkenal yakni Modhe ne'e hoga woe, modhe sai go nipi kobe, meku ne'e doa delu, meku bhodha sai leza zetu. bahasa daerah Ngda Kalimaat ini mengandung makna yang sangat mendalam. 

Tapi bagaimana saya mampu menjelaskan kepada teman saya dalam bahasa Indonesia karena kalimat ini adalah bahasa lokal Orang Ngada. Namun untuk mengerti makna yang terkandung di dalamnya, maka saya pun mencoba menggali kalimat ini yang dilihat secara etimologis:

Modhe           = baik

Ne'e              = bersama

Hoga woe      = sesama sahabat

modhe           = baik

sai                  = sampai

go nipi kobe  = mimpi malam

meku             = lembut atau halus

ne'e               = bersama

doa delu        = sesama saudara

meku             = lembut atau halus

bhodha          = semestinya

sai                 = sampai

leza  Zetu      = siang atau matahari

Dari setiap suku kata telah memiliki arti masing-masing, sehingga secara hurufiahnya Modhe ne'e hoga woe, modhe sai go nipi kobe, meku ne'e doa delu, meku bhodha sai leza zetu, dapat diartikan sebagai:

***hendaknya berbaik-baikan dengan sesama sahabat atau saudara dari lubuk hati yang dalam sampi terbawa pada mimpi yang indah dan penuh damai baik siang maupun malam***

Unkapan filosofi orang Ngada ini adalah untuk mengajak  semua orang berperilaku harmonis hingga membuahkan kedamaian dalam kehidupannya.

Lalu saya mengerti bahwa

Oh....ternyata latar belakang filosofi lokal orang Ngada ini diungkapkan adalah pertama para leluhur memiliki kehendak atau berkeinginan baik bahwa untuk semua orang Ngada harus menciptakan iklim yang harmonis diantara sesama. 

Saya refleksikan bahwa hal itu benar dan patutlah kita sebagai orang Ngada memberikan apresiasi kepada para leluhur kita yang telah menciptakan filosofi seperti ini. 

Pertanyaan untuk kita renungkan bersama apakah kita hanya menikmati filosofi yang indah di atas dan membangga-banggakan kepada orang-orang di tempat atau daerah lain? 

Jika kita hanya sebatas pada sikap seperti ini maka hal inilah yang dinamakan sia-sia belaka.  Lalu apa yang perlu dilakukan. Ya, tentu saja action, bertindak! Yaitu dengan menghidupi atau melaksanakan petuah atau pesan filosofi leluhur di atas dalam kehidupan nyata.

Berbaik-baikan dengan sesama sahabat atau saudara dari lubuk hati yang dalam sampai terbawa pada mimpi yang indah dan penuh damai baik siang maupun malam:

Pasti kita mempertanyakan apakah bisa Kebaikan yang dibuat seseorang sampai terbawa mimpi di malam hari? Jawaban saya adalah "bisa" Mengapa sampai terbawa mimpi kebaikan yang kita buat? Saya melihat bahwa ketika seorang melakukan kebaikan sampai terbawah mimpi malam itu artinya kebaikan yang dibuatnya itu telah meresap bahkan menjiwai seluruh hidupnya atau degan kata lain dalam bahasa Psikologis kebaikan itu telah bekerja dalam alam bawah sadar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun