Jadi, ada anak yang orangtuanya langsung memberi dukungan. Tetapi, ada juga anak yang memberi dukungan langsung, tanpa memberi tahu orangtua. Katanya, mereka menyisihkan uang sakunya untuk gerakan ini.
Oleh lima anak, yang mewakili teman-teman yang lain, uang yang sudah terkumpul digunakan untuk membeli sepatu hitam polos. Mereka bersepeda.
Toko sepatu yang dituju adalah toko sepatu, yang setiap tahun pelajaran baru menjadi tujuan masyarakat ketika membeli sepatu buat anak. Tokonya berada di pusat kota daerah saya bersama keluarga tinggal.
Lokasinya kira-kira 5 kilometer dari lokasi sekolah kami. Jarak seperti ini tak jauh ditempuh oleh siswa dengan menaiki sepeda. Juga tak melelahkan. Sebab, jalan rata dan beraspal dalam kondisi yang masih baik.
Sepatu yang dibeli seharga Rp110.000,00. Masih ada kelebihan uang. Kelebihannya dibelikan alat-alat tulis, yaitu buku dan pelengkap lainnya. Dan, masih ada kelebihannya. Kelebihan ini diberikan berupa uang kepada siswa yang termaksud.
Siswa zaman sekarang memberikan sesuatu kepada temannya saja dengan cara yang tak umum. Karena, mereka melibatkan guru yang mengajar di kelas pada jam yang mereka kehendaki. Guru ini dimintai tolong untuk "marah" terhadap siswa, yaitu temannya yang diberi perhatian ini.
Ide ini boleh jadi terinspirasi dari pengalaman orang lain. Baik yang dilihatnya secara langsung maupun dilihatnya melalui media. Atau, bahkan, di antara mereka pernah mengalaminya sendiri.
Dan, agaknya gayung bersambut. Sebab, pada hari yang direncanakan, siswa yang diberi perhatian tak memakai sepatu saat berada di dalam kelas. Sepatunya dimasukkan ke laci meja. Dalam maksud disembunyikan.
Sebab, sepatu ini ternyata tak ada talinya. Baru diketahui kemudian oleh teman guru bahwa sepatu ini adalah sepatunya saat SD. Kalau dipakai sangat mungkin ia malu karena tak bertali, sekaligus takut jika ketahuan oleh guru.
Sebuah "drama" dimulai. Teman guru bergerak dari satu siswa ke siswa yang lain untuk melihat proses siswa mengerjakan tugas. Semua aktif mengerjakan tugas yang diberikan.
Ketika tiba di meja siswa yang ditentukan, yaitu siswa yang diberi perhatian oleh teman-temannya, teman guru ini langsung memainkan peran yang sebenarnya seperti arahan dalam "drama".