Siswa yang mengalaminya boleh jadi karena tugas sekolah belum terselesaikan. Sehingga, ada beban yang memberat baginya. Karena bisa-bisa dimarahi oleh guru. Atau, ada problem dari keluarga, yang disebabkan oleh orangtua atau saudara.
Ada juga yang mungkin disebabkan oleh sesuatu yang dialaminya di jalan, selama perjalanan dari rumah ke sekolah. Kejadian kurang baik di perjalanan yang tetiba menimpanya akan mengubah keceriaan yang ada menjadi kurang ceria.
Temuan yang lain, yang lebih menyedihkan adalah siswa yang nyaris pada hari-harinya di sekolah tak pernah ceria. Siswa ini tampak memiliki beban berat. Sejak disambut di pintu gerbang sekolah oleh guru yang bertugas hingga pada waktu pembelajaran seolah tak ada kegembiraannya.
Hanya, jumlah kategori siswa yang disebut barusan memang tak banyak. Lebih banyak jumlah siswa yang kehilangan keceriaan dan kegembiraan yang bersifat sewaktu-waktu. Sekalipun jumlahnya tak banyak perhatian harus dicurahkan kepada mereka.
Sebab, kategori siswa yang mengalami problem seperti ini yang mestinya mendapatkan perhatian pendidikan lebih daripada siswa yang lain. Keberhasilan guru mendidik akan terlihat justru ketika kategori siswa ini dapat mengalami keterlibatan dalam pembelajaran.
Karenanya, semuanya ini dapat menjadi data yang penting bagi guru. Misalnya, siswa yang memerlukan layanan secara khusus. Siswa yang memerlukan layanan lebih dahulu. Sekali lagi, data-data ini sangat penting bagi guru.
Dengan begitu, guru dapat mengambil pendekatan yang profesional, baik dari sisi waktu, pendekatan, maupun sarana. Masing-masing siswa dengan keberadaannya yang berbeda, guru akan membersamainya dengan menggunakan pendekatan yang berbeda.
Sebab, tak akan efektif, misalnya, pendekatan yang sama diberlakukan kepada siswa yang memiliki keberadaan yang berbeda. Tentu akan membuang-buang waktu dan tenaga bagi guru yang ambil peran dalam problem ini.
Membersamai siswa dengan pendekatan yang sesuai dengan keberadaan siswa akan sangat membantu siswa menemukan suasana yang aman dan nyaman sehingga mengantarkan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
Hal ini menuntut guru tak hanya berperan sebagai pengajar yang andal di hadapan siswa. Yang, sekadar terampil menyampaikan pengetahuan bagi siswa. Atau, mentransfer ilmu kepada siswa. Tetapi, guru harus memiliki kemampuan emosional, spiritual, kepribadian, dan sosial sehingga dapat membersamai siswa sekalipun dipandang siswa termaksud berbeban berat.
Justru yang demikian ini menjadi tantangan bagi guru. Tak diemohi atau dihindari. Tetapi, dihadapi dengan penuh kesadaran bahwa sebuah pendekatan yang dipandang baik dan sempurna belum tentu mampu memberi hasil yang optimal.