Karenanya, keberadaan siswa termaksud di sekolah seperti apa pun, misalnya, harus diinformasikan kepada orangtua. Guru tak menutup-nutupi bagian tertentu. Sehingga, orangtua mendapat informasi yang utuh perihal anaknya di sekolah.
Tentu, baik yang positif maupun yang negatif, semua dibagikan kepada orangtua. Sebab, orang, termasuk siswa seburuk apa pun, dapat dipastikan masih memiliki sisi-sisi yang positif. Dan, sisi-sisi yang positif ini yang patut dijadikan sarana sebagai dasar memotivasi siswa.
Pun demikian orangtua perlu berbagi informasi utuh tentang keberadaan anaknya di rumah kepada guru. Sama persis seperti yang diinformasikan oleh guru, tak ada bagian yang ditutup-tutupi. Baik maupun buruk, semua dibagikan kepada guru.
Sehingga, guru akhirnya mendapat informasi utuh dan lengkap tentang keberadaan anak di rumah. Bahkan, sangat penting informasi mengenai keberadaan anak relasinya dengan teman-teman sepergaulan di lingkungan tempat tinggalnya.
Mengenai ini memang hanya orangtua yang mengetahui. Sebab, pergaulan anak lebih sering terbangun saat anak di rumah. Akan sangat positif jika orangtua juga berbagi mengenai ini. Sebab, bukan mustahil anak yang bermasalah disebabkan juga oleh faktor ini.
Intinya, pertemuan dalam ikhtiar membangun komunikasi guru dan orangtua adalah demi anak. Bukan demi guru atau orangtua. Juga bukan demi sekolah.Â
Dengan begitu, pertemuan yang dilakukan tak sia-sia. Tetapi, sungguh memberi efek yang berarti. Yaitu, anak mengalami proses pembelajaran yang mengarah ke capaian hidup yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H