Sementara itu, kami yang lebih muda hanya menatap mereka dengan penuh hormat dan syahdu. Kami menjaga agar suasana tetap senyap. Sebab, sesepuh yang kami datangi mengungkapkan isi hati dan pikirannya.
Misalnya, kedatangan kami disebutnya sebagai wujud kasih kami kepadanya. Yaitu dengan cara, Tuhan mengirim orang-orang yang memiliki kesukaan membangun kebersamaan dan menghiburnya.
Sampai(-sampai) ia merasa tak nyaman karena merepotkan. Yang dimaksud adalah kedatangan kami dipandangnya kami yang repot. Padahal, tak demikian. Kami tak repot.
Kami justru merasa kurang nyaman karena kami lama tak berkunjung. Sekalipun di antara kami, barangkali, ada yang berkunjung secara perorangan.
Secara rombongan sebetulnya sudah pernah. Tapi, jaraknya dengan kunjungan kami yang sekarang sudah (sangat) lama. Maka, saat kunjungan ini terwujud seakan terbayar sudah rasa kurang nyaman kami.
Dan, kami bersyukur karena ternyata sesepuh kami ini memiliki banyak cerita (baca: kesaksian) yang dapat dibagikan kepada kami. Karena, dapat menginspirasi dan memotivasi kami.
Di antaranya adalah ia menyimpan kutipan sebuah ayat Alkitab yang tertulis di kertas ukuran kecil pemberian salah satu penderma di daerah kami bagi generasi sepuh. Kutipan ayat Alkitab ini diterimanya bersamaan dengan saat ia menerima bingkisan. Entah kapan, ia tak bercerita.
Tulisan ayat Alkitab di kertas kecil hanya sebelah halaman ini disimpannya di bawah bantal tidurnya. Katanya, agar ia ingat terus, terutama, saat menjelang tidur.
Sebab, lanjutnya, sebelum tidur selalu dibacanya. Dengan begitu, ia merasa nyaman, damai, dan sejahtera. Begini bunyi ayat termaksud, Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong Engkau." (Yesaya 41:13).
Kekuatannya berpegang pada ayat ini terlihat dari setiap kata yang diucapkan di hadapan kami, yang adalah sahabat-sahabatnya. Tak ada sedikit pun keraguan, kekhawatiran, dan ketakutan meskipun siang dan malam sendirian di rumah. Sebab diimaninya, Tuhan selalu memberi pertolongan.
Misalnya, ini yang menurut kami sangat berbahaya, yaitu saat ia hendak menyobek lembar kalender karena sudah waktunya berganti bulan dengan memanjat kursi. Ia terjatuh dan membentur meja, yang mengakibatkan kaca meja pecah. Tapi, diketahuinya (sendiri) setelah ia siuman, tak ada luka sedikit pun di bagian tubuhnya.