Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Intrakurikuler dan Kokurikuler, Pembelajaran yang Saling Melengkapi

13 Agustus 2024   15:17 Diperbarui: 13 Agustus 2024   20:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Guru sedang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran intrakurikuler di salah satu kelas SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah. (Dokumentasi pribadi)

Karenanya, pembelajaran P5 sudah diimplementasikan bersamaan dengan berlakunya  Kurikulum Merdeka. Tapi, berdasarkan pengalaman yang dapat dilihat di sekolah --boleh jadi ini subyektif--  pembelajaran P5 kurang segreget pembelajaran intrakurikuler.

Pembelajaran intrakurikuler rerata diikuti secara serius oleh siswa. Baik saat mereka mengikuti penyampaian materi, diskusi, maupun penugasan, semua diikuti dengan baik.

Pun demikian guru yang mengampu, rerata melakukannya dengan penuh semangat. Terkait dengan penyampaian materi, diskusi, dan penugasan, misalnya, semua terkawal dengan spirit yang konsisten.

Alasannya sangat masuk akal. Sebab, guru (mapel)  yang memiliki tanggung jawab terhadap mapel intrakurikuler yang diampunya. Tak termasuk guru yang lain. Sekalipun sama-sama guru satu mapel.

Pembelajaran intrakurikuler memang dibawakan oleh guru sesuai dengan bagiannya masing-masing. Tugas dan fungsi mengajar dilakukan secara pribadi. Sehingga, baik atau buruknya pembelajaran yang dibawakan menjadi tanggung jawab pribadi.

Guru mapel pun sudah sangat menguasai materi yang diajarkan. Sebab, materi ini sudah dipelajari sejak kuliah. Pun demikian selama mengajar. Guru bergumul dengan materi yang serupa. Sehingga, guru semakin menguasai.

Kondisi ini yang membedakan dengan pembelajaran P5. Sebab, pembelajaran P5 dilakukan secara tim. Riilnya, semua guru mapel, apa pun mapelnya, memiliki peran yang sama dalam pembelajaran P5.

Contoh, yang ada di sekolah tempat saya mengajar, pembelajaran P5 Kelas VII, tema "Kearifan Lokal" dalam topik "Ampyang, Tradisi yang Menghidupi" dibawakan oleh tim, yang terdiri atas semua guru Kelas VII.

Jadi, guru melaksanakan pembelajaran P5 sesuai dengan jadwal mapelnya. Misalnya, pada jam ke-1 dan ke-2 terjadwal mapel Matematika, guru termaksud tak mengajarkan Matematika, tapi mengajarkan P5. Pun demikian diberlakukan bagi guru mapel yang lain.

Jadi, sangat mungkin guru kurang memerankan profesinya secara utuh seperti ketika ia memerankan profesinya dalam mengajarkan mapelnya.

Hal ini disebabkan oleh, di antaranya, pembelajaran P5 masih relatif baru. Sehingga belum semua guru menguasainya. Mereka masih banyak yang eksperimen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun