Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Intrakurikuler dan Kokurikuler, Pembelajaran yang Saling Melengkapi

13 Agustus 2024   15:17 Diperbarui: 13 Agustus 2024   20:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Guru sedang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran intrakurikuler di salah satu kelas SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah. (Dokumentasi pribadi)

Intrakurikuler membangun pengetahuan siswa; kokurikuler membangun karakter siswa. Jadi, keduanya memperoleh penekanan yang berbeda. Sehingga, keduanya membentuk profil pelajar yang utuh. Selain cerdas, pelajar juga berkarakter.

Maka, jika dalam pembelajaran intrakurikuler, guru membersamai siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan; dalam pembelajaran kokurikuler, guru membersamai siswa dalam menghayati karakter.

Itu sebabnya dalam pembelajaran P5, enam dimensi profil pelajar Pancasila, yang terdiri atas 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif, harus ditanamkan dalam diri siswa.

Keenam dimensi profil pelajar Pancasila ini akan bernasib buruk jika di setiap proses pembelajaran kokurikuler --melalui pembelajaran P5-- kurang mendapat perhatian yang serius.

Sebab, dalam pandangan umum, karakter siswa akan terbentuk melalui setiap proses pembelajaran, bukan hasil yang digelar.

Sekalipun guru mapel, satu dengan yang lain berbeda latar ilmu, yang membersamai siswa dalam pembelajaran P5, jika bersinergi dalam setiap proses pembelajaran niscaya akan memberi kontribusi yang maksimal.

Mengingat dalam pembelajaran P5 dilakukan oleh tim yang mengajarkan satu topik dalam satu tema, maka sudah seharusnya setiap anggota tim mengetahui dan menguasai secara mendalam proses  pembelajaran.

Saat satu guru dengan guru yang lain berganti dalam mengajar, misalnya, semestinya  diupayakan tak ada sedikit pun proses yang terlewati. Itu sebabnya, komunikasi dan diskusi antarguru dalam tim selalu perlu dibangun.

Menurut saya, yang selama ini berlangsung, guru masih dalam taraf belajar bersama saat   pembelajaran P5 sebagai kerja tim . Sebab, guru sudah terbiasa membersamai siswa dalam kapasitas sebagai guru mapel yang bersifat pribadi.

Tak mudah memang mengubah kebiasaan yang sudah mendarah daging. Dari peran secara pribadi ke peran secara tim, apalagi tim dengan jumlah anggota yang banyak, seperti dalam pembelajaran kokurikuler (masih) perlu terus dikerjakan dan diperjuangkan.

Setidaknya, spirit guru mapel yang sudah teruji puluhan tahun dalam menjalankan peran secara pribadi dalam memfasilitasi siswa dalam belajar, memberi efek positif terhadap guru tim dalam pembelajaran P5.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun