Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gagal Diterima di Sekolah Idaman, Anak Perlu Direngkuh

19 Juli 2024   19:54 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:38 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua berkomunikasi intim dengan anak, diambil dari www.haibunda.com

Itu sebabnya, sekolah dan orangtua yang memiliki kedekatan dengan anak harus bersikap secara positif. Melihat mereka dengan penuh perhatian dan sayang. Menerima mereka dengan sangat terbuka.

Sekolah, yang sekalipun bukan sekolah idaman mereka, harus menyambutnya dengan  kegembiraan. Merengkuh mereka dengan syukur dan berterima kasih.

Dengan begitu, anak merasa dihargai keberadaannya. Ia merasa masih memiliki pihak-pihak yang sangat peduli. Ia masih melihat ada pihak-pihak yang memberinya ruang untuk berlindung.

Ini memang tantangan bagi sekolah. Sebab, sekolah harus mampu menyambut anak-anak yang sebenarnya menolak belajar di sekolah termaksud menjadi mau menerimanya. Mengubah benak mereka yang tak acuh terhadap sekolah menjadi acuh.

Memulainya dari guru dan karyawan sekolah yang ramah terhadap anak. Lingkungan yang memberi rasa nyaman terhadap anak. Pun demikian peserta didik terdahulu, yaitu kakak tingkatnya, memberi jaminan rasa aman terhadap mereka.

Selain itu, anak-anak harus mendapat layanan informasi, belajar, konseling, dan layanan yang lain yang semestinya ada di sekolah secara memuaskan. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mereka perlu diberi bantuan.

Tapi, yang memiliki efek lebih terasa, saya pikir, peran positif orangtua. Jauh dari sikap arif jika orangtua memarahi anak ketika anak tak diterima di sekolah idaman karena dianggapnya anak tak bisa.

Orangtua justru perlu membangun komunikasi yang lebih intens. Yang, menandai bahwa orangtua menerima dengan sangat terbuka keadaan yang sedang dialami anak.

Sekaligus memberi motivasi positif. Bahwa sang anak tak sendiri. Ada orangtua dan saudara yang selalu membersamai.  Untuk berjuang dalam meraih cita-cita. Bahkan, menghadapi tantangan pun, keluarga berada dalam kebersamaan.

Memang tak mudah membangun semangat anak dalam persoalan ini. Saya sendiri mengalaminya. Tapi, tak mudah bukan berarti tak dapat diatasi.

Selalu ada jalan yang dapat ditempuh untuk kebaikan sang anak. Yang penting, proses terus diikuti dengan sabar dan setia menjalin komunikasi intim dengan sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun