Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jalur Zonasi PPDB, Celah Mengubah Data Kependudukan

20 Mei 2023   23:48 Diperbarui: 21 Mei 2023   07:13 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Orangtua dan anak pada saat PPDB diambil dari Kompas.com/Rony Ariyanto Nugroho

Dengan begitu, anak tidak jauh-jauh menempuh perjalanan pergi dan pulang sekolah. Sehingga, anak-anak dapat mengikuti kegiatan akademik dan non-akademik tidak terlampau lelah karena jarak tempuh dekat.

Pun mereka terjamin keamanannya karena mereka berada di lingkungan masyarakat yang mereka sudah mengenalnya. Belajar dalam kondisi yang demikian itu yang diharapkan pemerintah.

Namun, adanya jalur zonasi ternyata belum diikuti secara benar oleh masyarakat. Sebab, sikap memfavoritkan sekolah hingga kini masih melekat dalam diri masyarakat.

Sekolah-sekolah yang ketika jalur zonasi belum ada sudah difavoritkan, selama jalur zonasi berlangsung sikap memfavoritkan sekolah masih juga melekat. Ini yang kemudian mendorong sebagian masyarakat bersikap kurang jujur pada setiap PPDB.

Jika kebijakan ini tidak ditinjau ulang tentu merugikan sebagian masyarakat yang lain. Sebab, ada kejadian yang menimpa anak gagal masuk sekolah dekat lokasi rumahnya.

Anak yang berdomisili sejak lahir dekat dengan lokasi sekolah tidak diterima di sekolah tersebut karena tergeser oleh anak yang baru pindah KK --entah diikutkan saudara atau kolega orangtua-- setahun yang lalu yang lokasi alamatnya lebih dekat dengan lokasi sekolah.

Entah disadari atau tidak, cara yang seperti itu telah membentuk sikap anak tidak jujur. Tentu ini kontraproduktif dengan upaya orangtua (sendiri) menyekolahkan anaknya.

Memulai dari cara yang kurang jujur dalam diri anak, boleh jadi menjadi titik awal yang dapat menghancurkan masa depan anak. Sikap seperti ini sangat disayangkan karena justru "melukai" mental anak.

Oleh karena itu, sudah seharusnya masyarakat (baca: orangtua) memastikan "jalan benar" bagi anaknya dalam meraih masa depan. Dengan cara, menghindari sikap yang seolah membantu anak, tetapi sebenarnya (justru) melemahkan anak.

Pun demikian sudah seharusnya pemerintah meninjau ulang jalur zonasi PPDB sehingga tidak ada lagi celah yang dapat disalahgunakan oleh sebagian masyarakat untuk memuluskan ikhtiarnya, yang sebetulnya jalan terlarang.

Dengan begitu, ke depan PPDB menjamin semua anak mendapat bagiannya dalam mengenyam pendidikan secara adil dan semestinya. Melalui mengedepankan data-data yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun