Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Menghadapi Ujian, Mari Bikin Senang Hatinya

16 April 2022   16:22 Diperbarui: 19 April 2022   04:00 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SMA Darul Ulum I Uggulan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) (ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF)

Mengajak anak berbagi cerita

Ini pun seakan membuang-buang waktu saja. Saat  sedang atau akan menghadapi ujian, anak kok justru diajak berbagi cerita. Waktu menjadi mubazir, karena seharusnya untuk belajar malah untuk berbagi cerita. Bukankah lebih baik anak fokus belajar saja?

Jangan! Anak bisa menjadi boring, bahkan tertekan. Kasihan mereka. Memasuki masa ujian saja, secara umum, memberi beban tersendiri terhadap anak, maka fokus belajar akan semakin menambah beban psikologis.

Nah, mengajaknya berbagi cerita ringan pengalaman sehari-hari dapat meringankan beban anak. Orangtua bisa menceritakan pengalamannya terhadap anak. Atau, sebaliknya, anak dapat diberi kesempatan menceritakan pengalamannya.

Diupayakan bisa saling merespon cerita yang dibagikan sangat membantu menghilangkan ketegangan. Tentu saja semua proses itu dilakukan secara terbuka, rileks, dan menggembirakan. Suasana ini yang, disadari atau tidak, dapat mengantarkan anak belajar lebih baik.

Menghindari keributan

Sebetulnya tidak hanya saat anak sedang atau akan menghadapi ujian, keributan dihindari dalam keluarga. Dalam semua momen, keharmonisan dalam keluarga perlu diciptakan. Sebab, suasana keharmonisan dapat mendorong aktivitas positif, termasuk aktivitas belajar anak.

Keributan apa pun, baik skala kecil maupun besar, sangat mengganggu. Misalnya, anak dengan anak cekcok, anak dengan orangtua "berdebat" karena sebuah perbedaan, ayah dan ibu berselisih, aktivitas di rumah yang menimbulkan kebisingan, dan sejenisnya. Semua itu tidak mendukung suasana belajar anak.

Memang setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang belajar lebih baik jika sambil melihat televisi. Ada juga anak yang sembari mendengarkan lagu, belajarnya justru lebih berhasil. Tetapi, ada juga anak yang membutuhkan suasana hening saat belajar.

Suasana-suasana tersebut (memang) dikehendaki oleh  anak sendiri. Diadakannya suasana seperti itu karena mereka merasa belajarnya lebih nyaman. Dampaknya tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan "keributan" yang terjadi karena disharmoni dalam keluarga.

Membersamai beraktivitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun