Sendirian belajar sering merasa kurang bersemangat. Apalagi jika keadaan sekeliling tidak ada orang. Awalnya bersemangat, tetapi lambat laun bisa kurang bersemangat. Sekalipun ini tidak dialami oleh semua anak.
Namun, sebagian besar anak mengalaminya. Jika ada orang di dekatnya, apalagi melakukan aktivitas serupa, pasti membuat suasana menjadi berbeda. Dalam diri anak yang belajar tumbuh sikap bersemangat.
Aktivitas serupa, misalnya, membaca buku, koran, dan majalah; menulis; menjahit; menyulam, diyakini dapat menciptakan aura yang positif di lokasi anak belajar. Bisa jadi pada awalnya tidak bersemangat belajar, tetapi ketika melihat di dekatnya ada ibu sedang menyulam, ia berubah menjadi bersemangat.
Tentu akan ada fakta yang berbeda ketika membersamai anak belajar, orangtua beraktivitas melalui gawai. Taruhlah misalnya, orangtua membaca buku melalui gawai, anak tetap memiliki persepsi buruk terhadap aktivitas orangtua. Maka, membersamai anak belajar sebaiknya lepas dari gawai.
Pilihan tersebut dapat membuat perasaan anak menjadi lebih nyaman dan senang. Sehingga, anak belajar merasa lebih ringan dan segar. Tentu realitas seperti ini didambakan oleh semua orangtua.
Mengajak berdoa bersama
Yang utama di atas semua yang sudah disebutkan terdahulu adalah berdoa. Pemeluk agama apa pun menjadikan doa sebagai kekuatan jiwa yang begitu vital. Sehingga, saat beraktivitas, baik di rumah maupun di luar rumah, selalu didahului dan disertai dengan doa.
Pun demikian, anak-anak dalam menghadapi ujian, orangtua perlu mengajaknya berdoa. Sekalipun setiap harinya (mungkin) mereka sudah rajin berdoa sesuai dengan tata aturan agama kepercayaan masing-masing.
Tetapi, dalam momen ujian, orangtua mengajaknya berdoa bersama jauh lebih bermakna. Sebab, di situ, secara spiritual, orangtua mendukung seutuhnya dengan melibatkan peran kuasa Sang Khalik.
Melalui doa bersama tersebut, anak dibawa ke dalam suasana transenden, yang memungkinkan anak melakukan introspeksi dan kontemplasi. Laku ini yang dapat mengantarkan perasaan dan pikiran anak ke dalam "ruang" yang sungguh nyaman, teduh, dan tenang.
Suasana perasaan dan pikiran seperti itulah yang sangat dibutuhkan dalam menjalani aktivitas. Termasuk aktivitas anak dalam belajar, Â lebih-lebih dalam menghadapi ujian. Agar, anak-anak belajar dalam kesadaran penyerahan kepada Tuhan.