Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Koleksi Trofi di Sekolah, Bagaimana Memanfaatkannya Lebih Bermakna?

4 Maret 2022   20:02 Diperbarui: 5 Maret 2022   08:34 1793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muthia Syakira Ramla (11), memperlihatkan piala saat mengikuti kompetisi olahraga tolak peluru secara daring (Dok. Bustami Ramzi via Kompas.com)

Koleksi trofi, seperti sudah disebut di awal tulisan ini, umumnya diletakkan di lobi sekolah. Agar, begitu ada orang memasuki lobi, orang bisa langsung melihat. 

Tapi, beberapa sekolah yang pernah saya kunjungi dan lihat, koleksi trofi dalam lemari kaca diletakkan di beberapa posisi. Tidak mengumpul di satu tempat. Dan, memang terlihat indah. Penataan tersebut mempercantik lingkungan sekolah.

Saya yakin, ketika awal mula menatanya, faktor-faktor estetika menjadi pertimbangan. Kalau diletakkan di salah satu posisi dan akhirnya dilihat tak menarik, pasti digeser ke posisi yang lain. Sehingga, menciptakan spot-spot yang menarik di lingkungan sekolah.

Sejauh saya tahu, begitulah koleksi trofi di sekolah dimanfaatkan. Selain dipajang untuk mengenalkan sekolah kepada masyarakat, juga untuk memperindah lingkungan sekolah. Belum dimanfaatkan lebih jauh lagi, misalnya, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan belajar siswa di sekolah tersebut.

Tapi, andai saja sudah ada sekolah yang memanfaatkan trofi sebagai pendukung pertumbuhan dan perkembangan belajar para siswa, itu menjadi bukti bahwa saya memang terbatas. Artinya, masih ada banyak fenomena (baik) yang belum terjangkau oleh mata, telinga, dan pikiran saya, termasuk pemanfaatan secara khusus pajangan trofi.

Tentu siapa pun merasa prihatin kalau mengetahui trofi yang ada di sekolah dibiarkan berdebu. Tanpa ada perawatan. Betapa pun, trofi itu tak akan protes, sekalipun dahulu pernah dielu-elukan dan diangkat tinggi-tinggi di hadapan ratusan bahkan ribuan orang. 

Begitu dibiarkan berdebu, trofi itu akan rusak. Padahal, "adanya" di sekolah diperjuangkan mati-matian oleh siswa dengan pendampingan guru.

Peran besar siswa

Jadi, trofi bisa dikoleksi sekolah sebagai buah kerja keras, khususnya siswa. Sebab, sejarah adanya trofi di sekolah bermula dari peran besar siswa yang belajar di sekolah tersebut. Itu sebabnya dapat dikatakan bahwa tanpa ada peran besar banyak siswa, tak mungkin ada banyak trofi di sekolah.

Siswa yang memiliki peran besar tersebut adalah siswa yang sungguh-sungguh berjuang dalam belajar. Disebut "berjuang" karena mereka membangun dan mempertahankan prestasi belajar yang akhirnya menelurkan trofi, itu tak mudah. Ada banyak tantangan. Tak hanya tantangan dari dalam, tapi juga tantangan dari luar yang justru banyak ragamnya.

Tantangan dari dalam, di antaranya, mereka harus dapat mengatur waktu bermain dan belajar. Tak sedikit anak yang lebih banyak bermain ketimbang belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun