Di saat kesedihan sudah sedemikian berat dan memuncak, Nabi Ayyub curhat kepada Allah, sebagaimana tercantum dalam surat Al Anbiya' ayat 83. "Anni massaniyadh dhurru wa Anta arhamur rahimin. Wahai Tuhanku, aku tersentuh musibah, sedangkan Engkau Maha Penyayang di antara semua penyayang".
Alhamdulillah, Allah mengabulkan doa Ayyub. Ia sembuh dan sehat kembali seperti semula. Bahkan Allah membuatnya kembali kaya raya. Dari istri yang setia itu, Allah kembali memberikan sembilan anak perempuan. Subhanallah.
*****
Kisah kedua, pasangan setia selamanya Nabi Muhammad saw dan Khadijah. Sebagaimana kita ketahui, Khadijah binti Khuwailid adalah perempuan terhormat dan terpandang di kalangan Quraisy, dari garis keturunan yang mulia. Dia adalah perempuan yang terkaya di kalangan Quraisy, dan seorang pedagang sukses.
"Khadijah adalah perempuan yang terus hidup di hati suaminya, meskipun ia telah meninggal dunia. Tahun-tahun yang terus berganti tak bisa mengikis kecintaan sang suami kepadanya. Panjangnya masa tak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya" (Mazin bin Abdul Karim Al-Farih, Al-Usratu Bila Masyakil).
'Aisyah menceritakan kecemburuannya kepada Khadijah, seorang perempuan yang tak pernah mati di hati Nabi saw. Nabi saw ketika menceritakan Khadijah pasti ia selalu menyanjungnya dengan sanjungan yang indah. Aisyah berkata, "Pada suatu hari aku cemburu. Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang perempuan yang sudah tua. Padahal Allah telah menggantikannya buatmu dengan perempuan yang lebih baik darinya."
Nabi saw menyampaikan, "Allah tidak menggantikannya dengan seorang perempuan pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari istri yang lain" (HR. Ahmad, 6:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini sahih).
Saking cemburunya A'isyah menyatakan, "Seakan-akan di dunia ini tidak ada perempuan lain selain Khadijah" (HR. Bukhari).
Aisyah bercerita, "Aku tidak pernah memiliki rasa cemburu yang lebih tinggi kepada para istri Nabi seperti kecemburuanku terhadap Khadijah, padahal aku tidak pernah menjumpainya."
'Aisyah melanjutkan kisahnya, "Dan Rasulullah itu, jika menyembelih kambing, beliau berkata : Kirimkan dagingnya untuk teman-teman Khadijah." Aisyah melanjutkan : Suatu hari aku membuat marah Nabi, aku katakan : 'Khadijah (lagi, Khadijah lagi).' lalu Nabi menjawab, "Sesungguhnya aku diberi rezeki mencintainya" (HR. Muslim).
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah saw sambil berkata, 'Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya" (HR. Bukhari dan Muslim).