Kisah Ramadan -- 5
Hatim Al-Asham (wafat 237 H) adalah salah seorang salih di Baghdad. Ia sangat ingin menunaikan haji, namun terkendala biaya. Jarak dari Baghdad ke Makkah jelas sangat jauh, harus ditempuh dengan kendaraan dan memerlukan bekal biaya perjalanan.
Belum lagi jika berpikir untuk tinggalan keluarga selama dirinya bepergian haji. Hatim benar-benar tidak memiliki cukup biaya baik untuk berangkat haji maupun untuk biaya kehidupan keluarga yang di rumah.
Waktu keberangkatan haji semakin dekat. Hatim belum juga memiliki solusi. Hatinya sangat rindu ingin ke baitullah menunaikan ibadah haji. Namun kewajiban perbekalan belum ia miliki.
Hatim menangis sedih. Salah seorang putrinya heran menyaksikan sang ayah yang salih menangis. "Wahai ayah, gerangan apa yang membuat engkau menangis?'
"Musim haji telah tiba, putriku," jawab Hatim.
"Lalu mengapa engkau tidak pergi berhaji?" tanya sang putri.
"Nafkah. Engkau tahu ayah tak memiliki cukup biaya," jawab Hatim.
"Allah yang akan memberikan engkau rezeki, ayah. Berangkatlah," jawab putri.
"Benar. Namun apa nafkah untuk kalian selama ayah pergi nanti?" tanya Hatim.