Salah satu tradisi baik dalam relasi persaudaraan, pertemanan dan relasi sosial pada umumnya, adalah saling memberi hadiah. Tindakan saling memberi hadiah merupakan salah satu tuntunan penting dalam agama Islam, yang akan berdampak pada munculnya kasih sayang.
Pada praktiknya kita sering mendapat hadiah dari teman, saudara ataupun orang-orang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dari orang yang belum pernah kita kenal sekalipun. Aneka jenis hadiah, sejak dari makanan, bahan makanan, minuman, bahan minuman, buah-buahan, sayuran, buku, pakaian, uang, sampai peralatan dan asesoris
Tentu hadiah kita terima, sedangkan bentuk, wujud serta jumlahnya tidak bisa kita tentukan. Namanya juga, hadiah --suka-suka si pemberi saja. Rasanya tidak etis kita memesan jenis hadiah, kecuali kepada orang yang sudah sangat dekat dan kita kenali kondisinya. Umumnya kita tidak akan bertanya dan meminta.
"Pak Cah, ini saya bawakan hadiah", ujar seorang teman.
"Subhanallah, terimakasih ya sudah membawakan hadiah....", paling-paling begitu jawaban saya.
"Wah, penasaran, apa ya isinya...", kalimat ini masih patut disampaikan.
"Ini kopi asli dari daerah saya Pak Cah... Kan daerah saya termasuk penghasil kopi yang bagus," jawab teman tersebut.
"Saya tahu Pak Cah pecinta kopi, makasaya bawakan kopi asli kampung halaman saya", tambahnya.
"Terimakasih banget, iya saya suka kopi..." begitu jawaban saya.
Di mata teman tersebut, saya sangat suka kopi, sehingga pasti saya akan bahagia ketika mendapatkan hadiah berupa kopi. Padahal tentu tidak selalu demikian. Karena soal kopi ini, tingkatan kita berbeda-beda.