Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Hadiah Kopi Tak Sesuai Levelnya

13 Oktober 2022   08:42 Diperbarui: 13 Oktober 2022   08:46 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tradisi baik dalam relasi persaudaraan, pertemanan dan relasi sosial pada umumnya, adalah saling memberi hadiah. Tindakan saling memberi hadiah merupakan salah satu tuntunan penting dalam agama Islam, yang akan berdampak pada munculnya kasih sayang.

Pada praktiknya kita sering mendapat hadiah dari teman, saudara ataupun orang-orang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan dari orang yang belum pernah kita kenal sekalipun. Aneka jenis hadiah, sejak dari makanan, bahan makanan, minuman, bahan minuman, buah-buahan, sayuran, buku, pakaian, uang, sampai peralatan dan asesoris

Tentu hadiah kita terima, sedangkan bentuk, wujud serta jumlahnya tidak bisa kita tentukan. Namanya juga, hadiah --suka-suka si pemberi saja. Rasanya tidak etis kita memesan jenis hadiah, kecuali kepada orang yang sudah sangat dekat dan kita kenali kondisinya. Umumnya kita tidak akan bertanya dan meminta.

"Pak Cah, ini saya bawakan hadiah", ujar seorang teman.

"Subhanallah, terimakasih ya sudah membawakan hadiah....", paling-paling begitu jawaban saya.

"Wah, penasaran, apa ya isinya...", kalimat ini masih patut disampaikan.

"Ini kopi asli dari daerah saya Pak Cah... Kan daerah saya termasuk penghasil kopi yang bagus," jawab teman tersebut.

"Saya tahu Pak Cah pecinta kopi, makasaya bawakan kopi asli kampung halaman saya", tambahnya.

"Terimakasih banget, iya saya suka kopi..." begitu jawaban saya.

Di mata teman tersebut, saya sangat suka kopi, sehingga pasti saya akan bahagia ketika mendapatkan hadiah berupa kopi. Padahal tentu tidak selalu demikian. Karena soal kopi ini, tingkatan kita berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun