Spirit Keprihatinan, Melahirkan TulisanÂ
"Keprihatinan dan perjuangan, bisa menjadi spirit untuk melahirkan karya tulis berkualitas yang layak dibukukan"Â --Cahyadi Takariawan, 2022.
Dari ketiga penulis, kita mendapatkan kesamaan spirit. Bahwa mereka menulis buku --salah satunya---didorong oleh rasa keprihatinan atas kondisi tertentu. Rupa-rupanya, keprihatinan dan perjuangan, bisa menjadi spirit untuk melahirkan karya tulis berkualitas yang layak dibukukan.
Jeminah berkisah perjuangan mendirikan dan membesarkan Sekolah Pelopor dan Vihara Pubbarama di Duri, Riau. Perjuangan menghadapi kesulitan dan keterbatasan dalam banyak sisi, menjadi spirit untuk lahirnya buku "Mendidik Generasi, Meraih Mimpi".
Ela Faisah prihatin dengan realitas masih banyak guru yang gagap menghadapi era revolusi industri 4.0. Ela ingin mengajak semua guru semakin sigap berbenah untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan zaman. Lahirlah buku "Mengubah Mindset Guru di Era Revolusi Industri 4.0".
Eva Dessy Pinasti berjuang membesarkan anak berkebutuhan khusus, dan prihatin dengan kondisi pelajar. Ia ingin memberikan warisan intelektual kepada anak cucunya, sekaligus mengedukasi siswa siswi melalui cerita. Spirit ini yang melahirkan novel "Bianglala Hati".
Anda juga bisa menuliskan keprihatian dan perjuangan dalam kehidupan, melalui buku. Inilah tiga karya mereka, mana karya Anda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI