Yang kita rasakan adalah sengatan terik matahari, dan guyuran hujan, maka ini menjadi bagian penting dalam puisi masyarakat Indonesia. Yang paling terkenal adalah quotes Sudjiwo Tedjo, "Tahukah kamu lelaki paling tak berperasaan di bumi, dialah yang jauh dari Kekasih saat hujan, tapi tak menulis satu pun puisi".
Perkembangan Haiku di Zaman Modern
Matsu Basho adalah penyair Haiku Jepang yang terbesar. Karya-karya Haiku dari Basho selalu mengikuti aturan baku, sehingga terkesan kaku. Maka kebanyakan orang Jepang di zaman modern lebih memilih aliran Masaoka Shiki (1867-1902) yang merupakan pembaharu Haiku kuno menjadi Haiku modern. Menurut Shiki, Haiku harus dibebaskan dari kebakuan format, formalisme dan sesuatu yang dibuat-buat. Orang Jepang menyebut Haiku modern sebagai Senryu.
Senryu lebih menitikberatkan perhatian kepada masalah kemanusiaan secara umum, yang bisa mengundang tawa, kadang mengandung sindiran yang tajam. Senryu tidak menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan musim. Maka bagi sebagian orang, Senryu dianggap hal baru ----bukan lagi Haiku.
Bahan Bacaan:
Adeluna, Sekilas Sejarah Puisi Jepang, www.japanlunatic.do.am, 31 Mei 2020
Fitriani Indah, Haiku Sebuah Karya Sastra Yang Mulai Ditinggalkan, www.fitrianiindah, 10 Agustus 2012
Winata Silence Angelo, Mari Mengenal Haiku, www.akibanation.com, 29 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H