Hebi nigete (5)
ware wo mishi me no (7)
kusa ni nokoru (6)
Ular menjalar, matanya menatapku, terbayang di rerumputan.
Ji Tarasu
Higashi ni (4)
hi no shizumiiru (7)Â
hana no kana (5)
Matahari masih terbenam di timur, hamparan bunga liar.
Kumatagari
Iuzen toshite (7)
yama wo miru (5)Â
kawazukana (5)
Dengan gagah melihat gunung, seekor katak.
Dari seluruh contoh jenis-jenis Haiku di atas, tampak semua tengah mengeksplorasi tentang alam dan musim. Orang Jepang akan berada dalam suasana jiwa yang berbeda-beda dalam melewati empat musim mereka.Â
Mungkin inilah perbedaan mendasar dengan orang Indonesia yang musimnya tidak jelas. Kita hanya mengenal musim kemarau dan musim hujan. Kemudian menjadi kebingungan saat menemukan hujan di musim kemarau, dan kekeringan saat musim penghujan.
Maka di Indonesia, sangat banyak puisi serta quotes yang mengeksploitasi hujan serta matahari. Karena kita tidak menyaksikan musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.Â