Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Tega", Kunci Mengatasi Kecanduan Gadget pada Anak Kita

20 Agustus 2019   19:43 Diperbarui: 21 Agustus 2019   01:46 7018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dnaindia.com

Buku memberikan ilmu, gadget memberikan magnet yang akan membuat anak lekat tanpa mau dipisahkan dengan gadget.

Selain dikondisikan untuk gemar membaca, anak juga harus diajak berkegiatan kreatif, sesuai dengan usia masing-masing. Untuk anak-anak balita, ada papan kegiatan yang mengasyikkan, semacam 'busyboard" atau yang lainnya. 

Untuk anak-anak usia SD, bisa diajak berkegiatan fisik yang lebih banyak, sehingga membuat badan mereka terolah dengan baik, serta waktu tergunakan secara positif. Untuk anak-anak remaja, bisa diajak melakukan kegiatan yang mengenalkan mereka kepada aneka industri kreatif, sehingga bisa mulai melakukan hal produktif dalam kehidupan.

Keempat, ajak anak bersosialisasi

Catherine Steiner Adair, seorang peneliti di Harvard Medical School sekaligus penulis buku The Big Disconnect: Protecing Childhood and Family Relationship in The Digital Age menjelaskan kunci untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak. 

"Anak-anak belajar dari bermain, terutama anak-anak prasekolah dan anak-anak usia dini, Untuk mengatasi kondisi ini, pastikan anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain dan belajar secara langsung bukan dari layar," demikian ujar Adair.

Sangat penting bagi anak untuk bersosialisasi terutama dengan teman sebaya. Maka pada contoh Erqi, kami pilihkan beberapa teman bermain sebaya yang ada di sekitar rumah kami. Tidak sembarang teman, namun kami pilih berdasarkan krietria tertentu, seperti ini (a) orangtuanya sama-sama menghendaki anaknya bebas dari kecanduan gadget (b) umur sebaya (c) tempat tinggal berdekatan (d)  bersedia mengikuti aturan. Akhirnya ada lima anak sebaya yang setiap hari bermain bersama Erqi di lingkungan sekitar, sepulang mereka dari sekolah sampai menjelang waktu Maghrib.

Satu sisi, ini adalah upaya untuk mengajarkan nilai-nilai sosial, pertemanan, sportifitas, kepedulian, dan lain sebagainya. Namun di sisi lain, ini yang membuat anak menjadi asyik satu dengan yang lainnya, dengan aktivitas fisik nyata. 

Bukan berkumpul untuk bermain gadget, bukan berkumpul untuk bermain game online, namun berkumpul untuk bermain sepeda keliling kampung, sepak bola di tanah lapang, futsal, dan lain sebagainya. 

Sesekali waktu berkumpul betrsama di rumah untuk membaca ensiklopedi atau bermain menyusun lego. Semua aktivitas itu sangat mengasyikkan bagi mereka.

Menuju "Bahagia Tanpa Gadget"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun