Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid Nabi SAW, Meneladani Rumah Tangga Nabi

21 November 2018   23:00 Diperbarui: 21 November 2018   23:20 3434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ulama menyatakan, makruh hukumnya mengobrol setelah shalat Isya', kecuali pada obrolan yang memiliki nilai kebaikan. Imam An-Nawawi menjelaskan, "Para ulama sepakat, makruh mengobrol setelah isya, kecuali yang di dalamnya ada kebaikan". (Syarh Shahih Muslim, 5/146).

Ada banyak jenis obrolan yang memiliki nilai kebaikan seperti obrolan untuk belajar ilmu agama, atau obrolan untuk melayani tamu. Maka ini boleh dilakukan setelah Isya', tidak masuk kategori yang makruh. Bahkan para ulama memasukkan obrolan dengan istri dan keluarga, termasuk kategori kebaikan sehingga tidak dimakruhkan, jika dilakukan setelah Isya'. Obrolan dengan istri adalah ibadah yang berpahala.

Imam Bukhari setelah menyebutkan bab bolehnya bergadang untuk belajar agama, beliau sebutkan kegiatan lain yang hukumnya sama, yaitu: Bab bolehnya bergadang dalam rangka melayani tamu dan mengobrol bersama istri (Shahih Bukhari, bab no. 41). Hal ini pun dicontohkan oleh Nabi Saw bersama para istri beliau. Ibnu Abbas Ra, menceritakan pengalaman bersama Nabi Saw ketika ia menginap di rumah bibinya, Maimunah, yang merupakan salah satu istri Nabi Saw. Seusai Nabi Saw shalat isya, beliau pulang ke rumah Maimunah, lalu shalat sunnah empat raka'at, kemudian beliau berbincang-bincang dengan Maemunah.

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah (istri Nabi Saw), maka Rasulullah Saw berbincang-bincang dengan istrinya (Maimunah) beberapa lama kemudian beliau tidur". ( HR Al-Bukhari IV/1665 no 4293, VI/2712 no 7014 dan Muslim I/530 no 763).

Karena itu, para ulama menilai obrolan dengan istri dan anak, termasuk kegiatan yang memberikan maslahat. Imam An-Nawawi menjelaskan, "Para ulama mengatakan, obrolan yang makruh setelah isya adalah obrolan yang tidak ada maslahatnya. Adapaun kegiatan yang ada maslahatnya dan ada kebaikannya, tidak makruh. Seperti belajar ilmu agama, membaca cerita orang soleh, mengobrol melayani tamu, atau pengantin baru untuk keakraban, atau suami mengobrol dengan istrinya dan anaknya untuk mewujudkan kasih sayang dan hajat keluarga. (Syarh Shahih Muslim, 5/146). Hal ini menunjukkan bahwa mengobrol dengan istri dan anak, termasuk bentuk ibadah yang berpahala.

Kedelapan, Nabi Saw mencontohkan tindakan praktis untuk menjaga kebaikan hubungan antara suami dan istri

Nabi Saw bukan hanya memberikan arahan, namun sekaligus memberikan contoh keteladanan yang nyata untuk kita semua. Berikut beberapa contoh perbuatan nyata Nabi Saw bersama para istri beliau.

  • Nabi Saw mencontohkan mencumbui seluruh istri setiap hari

Sedemikian besar perhatian Nabi Saw terhadap kebahagiaan rumah tangga, beliau mencontohkan mencumbui seluruh istri beliau setiap hari. Sekali lagi : setiap hari.

Aisyah berkata, "Rasulullah Saw tidak mendahulukan sebagian kami di atas sebagian yang lain dalam hal jatah menginap di antara kami (istri-istri beliau), dan beliau selalu mengelilingi kami seluruhnya (satu persatu) kecuali sangat jarang sekali beliau tidak melakukan demikian. Maka beliau pun mendekati (mencium dan mencumbui) setiap istri tanpa menjimaknya hingga sampai pada istri yang mendapatkan jatah menginapnya, lalu beliau menginap di tempat istri tersebut". (HR. Abu Dawud no 2135, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no 2760, Ahmad VI/107. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani (Ash-Shahihah no 1479).

Nabi Saw Terbiasa Menciumi Istri

A'isyah berkata, "Rasulullah Saw jika selesai shalat Ashar maka beliau masuk menemui istri-istrinya lalu mencium dan mencumbui salah seorang di antara mereka." (HR. Al-Bukhari no V/2000 no 4918, V/2017 no 4968, VI/2556 no 6571, Muslim no 1474).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun