Nabi Saw bersabda, "Perkataan yang baik adalah sedekah". (HR Al-Bukhari III/1090 no 2827, Muslim II/699 no 1009). Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwa perbuatan atau perkataan yang asalnya mubah namun jika diniatkan untuk menyenangkan hati orang lain maka akan bernilai ibadah.
A'isyah menceritakan bahwasanya ia pernah bersafar bersama Rasulullah Saw, dan berlomba lari dengan beliau. A'isyah berkata, "Maka akupun berlomba dengannya dan aku mengalahkannya". Pada kesempatan yang lain, A'isyah kembali bersafar bersama beliau Saw, dan kembali berlomba lari. A'isyah berkata, "Maka akupun berlomba dengannya lalu Rasulullah Saw mendahuluiku. Beliau tertawa dan berkata, "Ini untuk kekalahanku yang dulu" (Syaikh Al-Albani berkata, "Sanadnya shahih").
Tindakan beliau terhadap para istri tersebut, sangat menyenangkan bagi para istri. Demikianlah meteladanan beliau dalam menyenangkan para istri. Hendaknya para suami berusaha meneladani.
Kelima, Nabi Saw Mengenal Dengan Detail Sifat Istri Beliau
Nabi Saw mengenal istri beliau dengan baik, bahkan sangat detail. Sedemikian detail, sampai beliau mengetahui pilihan kata A'isyah. Beliau bisa membedakan kapan A'isyah marah dan kapan A'isyah ridha.
A'isyah berkata, "Rasulullah Saw berkata kepadaku, "Sesungguhnya aku tahu kapan engkau sedang ridha kepadaku dan kapan engkau sedang marah kepadaku". Aku berkata, "Dari mana engkau tahu hal itu?" Beliau Saw berkata, "Jika engkau ridha kepadaku maka engkau berkata : Demi Rabbnya Muhammad. Jika engkau sedang marah, engkau berkata : Demi Rabbnya Ibrahim". Aku berkata, "Benar, demi Allah wahai Rasulullah Saw aku tidak menghajr (marah) kecuali hanya kepada namamu". (HR. Al-Bukhari V/2004 no 4930 dan Muslim IV/1890 no 2439).
Keenam, Nabi Saw Menyelenggarakan Pertemuan Keluarga Setiap Malam
Di antara keteladanan yang luar biasa pada rumah tangga Nabi Saw adalah, beliau menyelenggarakan pertemuan keluarga setiap malam. Anas bin Malik berkata, "Nabi Saw memiliki sembilan orang istri. Beliau jika membagi (giliran jatah menginap) diantara mereka bersembilan maka tidaklah beliau kembali kepada perempuan yang pertama kecuali setelah sembilan hari. Mereka selalu berkumpul di rumah istri yang gilirannya mendapat jatah menginap Nabi Saw. (HR Muslim II/1084 no 1462).
Ibnu Katsir berkata, "...Dan istri-istri beliau berkumpul setiap malam di rumah istri yang mendapat giliran jatah menginapnya Rasulullah Saw, maka beliau pun terkadang makan malam bersama mereka kemudian masing-masing kembali ke tempat tinggalnya" (Tafsir Ibnu Katsir I/467).
Tindakan beliau bersama para istri berkumpul di rumah salah seorang diantara salah seorang istri, yang mendapatkan jatah giliran malam itu, merupakan teladan nyata dalam membuat suasana kekompakan, kerukunan, keharmonisan, dan kebahagiaan dalam rumah tangga. Hendaknya family time seperti ini ditradisikan dalam keluarga setiap muslim, meneladani tindakan Nabi Saw dan para istri.
Ketujuh,Nabi Saw Bercengkerama Sebelum Tidur