Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendadak Digital, Guru dan Orangtua Bisa Terpental

30 Agustus 2018   19:23 Diperbarui: 30 Agustus 2018   19:31 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada video unik yang diunggah di youtube, bisa menggambarkan situasi generasi era digital ini. Silakan akses di sini. Sebuah gambaran ekstrem dari seorang bayi yang lahir di era digital, yang membuat orangtua dan tenaga medis yang menolong kelahiran kaget bahkan shock. Digambarkan, sejak lahir si bayi sudah mengenal berbagai perangkat canggih.

  • Karakter Generasi Digital Native

Generasi Digital Natives memiliki karakteristik yang khas, berbeda dengan generasi sebelumnya. Karakter ini terbentuk salah satunya dari respon atas berbagai perkembangan lingkungan dinamis yang melingkupi mereka. Orangtua maupun guru harus memahami karakter ini, agar bisa menempatkan diri secara tepat dalam mendidik, membina, mengarahkan dan mendampingi mereka menuju keluhuran nilai sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa.

  • Menuntut kebebasan

Secara umum, generasi digital natives senang menuntut kebebasan. Sebagaimana ciri era digital, dimana orang bebas mengakses sumber informasi dari manapun, maka generasi ini tidak suka dibatasi dalam akses informasi. Sifat seperti ini perlu diarahkan oleh orangtua maupun guru, agar tidak salah arah. Hendaknya selalu dalam koridor yang positif dan konstruktif.

  • Rentang perhatian yang pendek

Generasi digital natives cepat berpindah-pindah perhatian dari hal menarik yang satu ke hal menarik lainnya. Tidak betah berlama-lama melakukan aktivitas. Rentang perhatian yang pendek membuat generasi ini cenderung melakukan aktivitas multitasking. Orangtua dan guru perlu memiliki banyak kretivitas saat mendidik anak, agar tidak membosankan.

  • Senang mengekspresikan diri

Generasi digital natives memiliki banyak akun medsos untuk menyatakan eksistensi. Dalam dunia digital, mereka bisa hadir dan diakui sebagai individu. Benar-benar sebagai diri mereka sendiri. Hal ini sangat mereka senangi. Lagi, lagi, orangtua dan guru harus berusaha untuk mengarahkan agar ekspresi mereka selalu dalam koridor positif konstruktif.

  • Berpikir cepat, namun kehilangan kedalaman

Generasi digital natives mampu berpikir cepat seperti membaca tweet atau membaca berita pendek. Dampaknya, mereka tahu banyak hal tapi hanya pada sisi permukaan saja, tidak mengetahui detailnya.

  • Bisa tahu banyak ilmu agama, tapi kehilangan adab

Generasi digital natives bisa belajar banyak konten keislaman untuk mendalami ilmu agama melalui internet. Jika mereka mencari pengetahuan agama hanya melalui youtube, tidak mengaji langsung kepada ustadz atau ulama, mereka hanya mendapatkan pengetahuan tentang agama, namun tidak mendapatkan adab. Maka muncul banyak orang pintar tetapi kurang beradab.

  • Berpikir instan

Generasi digital natives dibiasakan dengan segala sesuatu yang serba instan, karena sudah tersedia semua kebutuhan belajar mereka. Tidak perlu menghafal rumus kimia atau matematika, tidak perlu mengikuti proses logis, semua tinggal ditanyakan ke mesin pencari.

  • Belajar bukan dari instruksi, tapi dengan mencari

Generasi digital natives lebih memilih belajar dengan mencari sendiri konten di dunia digital melalui mesin pencari. Mereka lebih suka mengakses video tutorial atau bahan pembelajaran melalui berbagai situs, daripada mengerjakan PR dari sekolah.

  • Unduh dan unggah

Generasi digital natives bukan hanya mengunduh tapi juga mengunggah konten. Mereka merasa tidak eksis bila tidak mengunggah konten. Maka banyak waktu mereka habiskan untuk aktivitas unduh dan unggah ini.

  • Interaksi di media sosial

Generasi digital native senang menjalin pertemanan melalui media sosial. Mereka bisa melakukan aktivitas kesenangan bersama teman-teman di medoso, bahkan antar negara. Path, instagram, pinterest membuat generasi ini suka berbagi karya, dan berkolaborasi bersama teman-teman online untuk melakukan karya bersama.

  • Suka menyendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun