Kegiatan online yang mengasyikkan cenderung dilakukan sendirian di tempat yang memerlukan privasi. Mereka kurang sosialisasi dengan lingkungan. Dampaknya, defisit perhatian dan cenderung mengalami pikun digital.
Mendidik "Anak Digital" di Era Digital
Sedemikian seru kondisi anak-anak yang mendadak digital. Di sisi lain, ada senjang antara generasi digital natives yang sangat cepat akses dengan teknologi mutakhir, dengan orangtua dan guru yang gagap teknologi alias gaptek.Â
Keseluruhan karakter generasi digital natives di atas bukan sekedar untuk dimaklumi dan dibenarkan, namun justru untuk diarahkan agar semua selalu berada dalam koridor positif dan konstruktif. Jangan sampai sifat-sifat khas mereka justru membuat mereka berada dalam keadaan negatif serta destruktif, na'udzubillah min dzalik.
Orangtua dan guru harus selalu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas agar bisa berperan dalam zaman yang semakin diigital ini. Jangan sampai terpental di era digital. Â Nah, lalu bagaimana mendidik dan mengarahkan anak-anak pada era digital ini? Simak jawabannya di sini.
Bahan Bacaan:
Agung Sulistyanto, Generasi Digital Natives dan Digital Immigrants, dalam codepolitan.com
Cahyadi Takariawan, Wonderful Family, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2016
Marc Prensky, Digital Natives, Digital Immigrants, On the Horizon, MCB University Press, Vol. 9 No. 5, October 2001
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI