Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepuluh Keterampilan Ini Harus Dimiliki Suami

11 Juni 2018   05:47 Diperbarui: 11 Juni 2018   07:28 3988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: infograph.venngage.com

Kendatipun pendidikan anak lebih melekat kepada ibu, karena sejak dalam kandungan, melahirkan, menyusui dan menemani hari-harinya hingga dewasa, seorang anak selalu lekat dengan ibu--- akan tetapi keberhasilan pendidikan anak merupakan hasil kerjasama yang harmonis antara suami dan isteri. Kedua belah pihak harus memiliki rasa tanggung jawab dan sejumlah pengetahuan serta ketrampilan praktis yang memadai untuk melaksanakan pendidikan anak.

Pada dasarnya, pendidikan anak bermula dari rumah, bukan dari sekolah. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam buku Quantum Learning menyatakan, pembelajaran masa kecil di rumah adalah saat-saat yang amat menyenangkan. 

DePorter menyebut contoh belajar berjalan pada anak usia satu tahun. Kendati dengan tertatih dan berkali-kali jatuh, toh anak pada akhirnya mampu berjalan, tanpa merasa ada kegagalan, suatu hal yang amat berbeda dengan pembelajaran orang dewasa. Fungsi edukatif dalam keluarga menjadi sangat penting untuk mempersiapkan masa depan bangsa dan negara.

Pendidikan dalam keluarga merupakan sarana perombakan yang fundamental, sebab keluarga bisa menyiapkan jiwa manusia dari akar-akarnya. Seluruh anggota keluarga harus mendapatkan sentuhan pendidikan untuk menghantarkan mereka menuju optimalisasi potensi, pengembangan kepribadian, peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan.

Lebih jauh lagi, Al Qur'an mengisyaratkan pentingnya dialog ayah dengan anak. Bahkan, jika dihitung dari jumlah ayat tentang dialog orang tua dengan anak yang diabadikan di dalam Al Qur'an, tampak sangat banyak ayat yang menisahkan dialog ayah dengan anak.

Al-Qur'an memuat dialog orang tua dengan anak dalam 17 tempat yang tersebar di 9 surat. Perinciannya, dialog ayah dengan anak sebanyak 14 tempat; dialog ibu dengan anak sebanyak 2 tempat, dialog kedua orang tua dengan anak (tanpa nama) sebanyak 1 tempat. 

Hal ini semakin menguatkan nilai penting keterlibatan ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Oleh karena itu, para ayah harus memiliki ketrampilan untuk mendidik anak-anak sehingga mereka menjadi anak salih dan salihah yang menjadi kebanggaan orang tua dalam kebaikan.

Kesembilan, Ketrampilan Mengelola Waktu

Banyak suami zaman now yang merasa sibuk dan tidak memiliki waktu yang mencukupi untuk keluarga. Mereka tersibukkan oleh berbagai "urusan penting", hingga menganggap keluarga sebagai kurang penting. Dampaknya, banyak suami yang kurang dirasakan kehadirannya dalam keluarga, saking sibuk di luar rumah. Istri dan anak-anak kurang mendapat perhatian, karena sebagian besar waktu suami habis di tempat kerja, atau habis untuk hobi, atau untuk organisasi.

Hendaknya para suami pandai mengelola waktu yang dimiliki. Bekerja mencari nafkah, mengurus organisasi, memenuhi hobi, mengembangkan bisnis, berkegiatan sosial, meningkatkan potensi diri, seluruhnya memerlukan waktu tersendiri. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, sementara sedemikian banyak amanah dan tanggung jawab terpikul, harus ada perencanaan dan manajemen waktu yang akurat serta disiplin, sehingga seluruhnya bisa diraih dengan optimal.

Tidak jarang dijumpai suami yang sangat banyak menghabiskan waktunya untuk gadget. Sebagian karena terkait dengan pekerjaan, seperti jualan online. Namun sebagian lainnya karena menjalin komunikasi di berbagai grup chatting dan medsos. Bahkan ada yang menghabiskan sangat banyak waktu untuk bermain game. Sangat disayangkan bahwa waktu utama yang semestinya digunakan untuk bercengkerama bersama keluarga, justru dihabiskan untuk game. Ini menandakan tidak memiliki pemahaman akan prioritas, termasuk tidak memiliki ketrampilan mengelola sumber daya waktu yang sangat terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun