Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepuluh Keterampilan Ini Harus Dimiliki Suami

11 Juni 2018   05:47 Diperbarui: 11 Juni 2018   07:28 3988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: infograph.venngage.com

Ketujuh, Ketrampilan Praktis Kerumahtanggaan

Suami bukanlah seseorang yang hanya bisa memerintah istri dan anak-anak untuk melakukan berbagai macam urusan praktis kerumahtanggaan. Nabi Saw mencontohkan, beliau melakukan sendiri berbagai pekerjaan rumah tangga. Al Aswad bertanya kepada Aisyah, "Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw di rumah?" Dia menjawab, "Beliau biasa dalam tugas sehari-hari keluarganya --yakni melayani keluarganya--- maka apabila telah datang waktu shalat, beliau keluar untuk menunaikan shalat" (Riwayat Imam Bukhari).

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Dalam hadits itu terdapat anjuran untuk bersikap tawadhu dan tidak sombong, serta menganjurkan laki-laki untuk melayani isterinya". Dengan demikian, para suami perlu memiliki ketrampilan menyelesaikan urusan praktis kerumahtanggan, agar hal tersebut tidak terbeban kepada istri semata.

Dalam riwayat Ahmad, bahwa Aisyah ditanya, "Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw di rumah?" Dia menjawab, "Beliau adalah seorang manusia biasa, membersihkan pakaiannya, memerah susu kambingnya dan melayani dirinya".

Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menukilkan riwayat Ahmad, bahwa Ali berkata kepada Fatimah, "Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur sehingga dadaku terasa sakit". Fatimah menjawab, "Dan aku, demi Allah, memutar penggiling hingga kedua tanganku melepuh".

Ketika mengomentari kisah Asma' binti Abu Bakar yang melakukan semua pekerjaan kerumahtanggaan di rumah suaminya, Az Zubair, Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkomentar, "Tetapi yang menjadikan Asma' bersabar melakukan hal itu ialah karena kesibukan suami dan ayahnya melaksanakan jihad dan sebagainya yang diperintahkan dan ditegakkan oleh Nabi saw; dan mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melaksanakan urusan rumah tangga sendiri, serta tidak mempunyai kemampuan untuk mengambil pelayan. Oleh karena itu diserahkanlah urusan itu kepada isteri-isteri mereka, maka isteri-isteri itulah yang menggantikan mereka mengurusi rumah tangga mereka agar dapat berjuang secara optimal dalam membela Islam, disamping tradisinya sendiri tidak menganggap yang demikian sebagai suatu cela".

"Kisah ini," lanjut Imam Al Hafizh, "telah dijadikan dalil untuk menetapkan bahwa wanita harus melakukan semua pelayanan yang dibutuhkan oleh suami, demikian pendapat Abu Tsaur. Akan tetapi ulama-ulama lain mengatakan bahwa yang demikian itu bagi wanita bersifat suka rela, bukan suatu keharusan, demikian pendapat Al Mahlab dan lain-lain. Namun yang jelas peristiwa ini dan yang semacamnya terjadi dalam kondisi darurat sebagaimana dijelaskan di muka. Oleh karena itu hukumnya tidak dapat diberlakukan bagi orang yang kondisinya tidak seperti itu".

"Telah dijelaskan pula bahwa Fatimah, penghulu para wanita sedunia, mengadu karena tangannya melepuh akibat memutar penggiling, lalu ia meminta pembantu kepada ayahnya (yakni Nabi saw), kemudian Nabi menunjukkan kepada sesuatu yang lebih baik, yaitu berdzikir kepada Allah. Pendapat yang kuat ialah memberlakukan hal itu sesuai dengan kebiasaan negeri setempat, karena kebiasaan di satu negeri dalam hal ini berbeda dengan negeri lain".

Sedangkan Imam Nawawi berpendapat, "Semua ini termasuk kepatutan dan kelakuan yang dipraktikkan manusia, yaitu bahwa wanita melayani suaminya dengan hal-hal yang disebutkan itu dan sebagainya. Membuat roti, memasak, mencuci pakaian dan lain-lain, semua itu merupakan sumbangan dan kebaikan wanita kepada suaminya, pergaulan yang bagus, pergaulan yang makruf, yang tidak wajib sama sekali atasnya, bahkan seandainya ia tidak mau melaksanakannya maka ia tidak berdosa".

Hal ini semakin menegaskan, bahwa suami memerlukan ketrampilan praktis --selain perasaan bertanggung jawab dan sense of belonging--  dalam pekerjaan kerumahtanggaan.

Kedelapan, Ketrampilan Praktis Mendidik Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun