Karena memberi maaf adalah sifat taqwa sekaligus perintah Allah dan RasulNya, maka jangan menunggu pasangan meminta maaf kepada anda. Tidak penting apakah ia meminta maaf kepada anda, yang penting anda selalu memaafkannya. Yang penting selalu ada maaf untuk pasangan anda. Karena menyimpan dendam serta kemarahan kepada pasangan dalam waktu lama, yang akan anda dapatkan hanyalah rasa sakit hati yang berketerusan. Ini membuat anda tidak nyaman, tidak sehat, juga tidak bahagia.
Dendam dan kemarahan anda tidaklah menghukum pasangan anda, justru menghukum diri anda sendiri. Semakin lama dendam anda simpan, semakin membuat diri anda menderita. Ternyata dendam dan kemarahan tidak menghukum orang lain, bahkan yang terjadi semakin menyakiti diri sendiri. Dengan memaafkan, hati menjadi lapang dan tenang. Tidak menyimpan emosi negatif yang mengganggu pikiran serta perasaan. Maka dalam memaafkan selalu ada kekuatan, kesehatan dan kebahagiaan.
Maafkan pasangan anda, maafkan orang-orang tercinta di sekitar anda, sebelum anda memaafkan orang-orang lainnya. Orang-orang terdekat anda lebih berhak mendapat permaafan dari anda dibanding manusia pada umumnya. Jangan membuat syarat untuk memaafkan kesalahan dan kekurangan orang-orang tercinta. Maafkan saja, karena merekalah jantung hati dan cahaya mata anda, bukan yang lainnya.
Yogyakarta 29 Ramadan 1438 H
Daftar Bacaan :
Ibnu Katsir, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir, Penerbit Insan Kamil, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H