"Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa" (QS. An Nisa : 149).
 "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan" (QS. Asy-Syura : 43).
"Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim" (Asy Syura: 40).
"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang" (At Taghabun : 14).
Keseluruhan ayat di atas memerintahkan kepada kita agar memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita, tanpa ada tambahan persyaratan khusus, seperti "memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf kepada kamu". Walaupun orang itu tidak meminta maaf kepada kita namun kita diperintahkan untuk memaafkan kesalahan orang tersebut.
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, "Bila kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka kebaikan ini akan menghantarkan orang yang berlaku jahat tadi mendekat denganmu, mencintaimu, dan condong kepadamu sehingga dia menjadi teman dekatmu. Ibnu 'Abbas menyatakan, Allah memerintahkan orang beriman untuk bersabar di kala marah, bermurah hati ketika diremehkan, dan memaafkan di saat diperlakukan jelek. Bila mereka melakukan ini maka Allah menjaga mereka dari (tipu daya) setan dan musuh pun tunduk kepadanya sehingga (berubah) menjadi teman dekat".
Demikian pula dalam berbagai hadits, Nabi Saw mengarahkan kita agar memberi maaf kepada orang lain:
"Sayangilah makhluk maka kamu akan disayangi Allah, dan berilah ampunan niscaya Allah mengampunimu" (Shahih Al Adab Al Mufrad no. 293).
"Tidaklah shadaqah mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah seorang hamba karena memaafkan kecuali kemuliaan, dan tiada seorang yang rendah hati karena Allah melainkan diangkat oleh Allah" (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
"Barangsiapa menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melakukan pembalasan, maka Allah akan memanggilnya di hari kiamat di hadapan para makhluk sehingga memberikan pilihan kepadanya, bidadari mana yang ia inginkan" (Hadits ini dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3394).
Sekian banyak hadits mengarahkan agar kita memberi maaf kepada orang lain, karena memaafkan adalah akhlaq yang terpuji. Memaafkan adalah salah satu sifat Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Munawi menjelaskan, "Allah mencintai nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya yang di antaranya adalah sifat rahmah dan pemaaf. Allah mencintai makhluk-Nya yang memiliki sifat tersebut" (Faidhul Qadir 1/607).