Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tiga Langkah Mudah Membuat Buku

11 Juni 2017   20:25 Diperbarui: 13 Juni 2017   15:19 3606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
wonderful family series. Dokumentasi pribadi

Di zaman cyber sekarang, sungguh mudah membuat sebuah buku. Tidak serumit zaman dulu. Pertama kali saya membuat buku di tahun 1991, masih menggunakan mesin ketik manual ---belum punya komputer. Buku kedua yang saya buat di tahun 1997, sudah menggunakan komputer model jadul. Bisa dikatakan, saya benar-benar membuat buku dari nol, dari awal hingga akhir berkonsentrasi untuk menghadirkan sebuah buku pada waktu itu. Berat rasanya.

Sekarang ini, saya merasakan betapa simpel membuat buku. Yang tidak simpel adalah bagaimana membuat buku yang kita tulis bisa laku di pasaran. Karena untuk urusan laku dan tidak laku ini ada sangat banyak variabel yang mempengaruhinya. Kita abaikan dulu sementara, soal laku atau tidak laku. Sekarang kita fokus belajar bagaimana menulis hingga menerbitkan sebuah buku. Mengapa saya sebut prosesnya mudah? Mari saya ajak memahami kemudahannya.

Secara sederhana, ada tiga langkah yang harus anda lalui untuk membuat sebuah buku.

PERTAMA : PROSES PRA-PENULISAN

Yang dimaksud proses prapenulisan adalah proses menemukan dan menentukan motivasi, tujuan, segmen sasaran, dan tema yang akan anda jadikan buku.

  • Luruskan Motivasi Anda

Hal sangat penting dalam segala sesuatu adalah meluruskan niat atau motivasi. Luruskan niat anda saat membuat buku. Bahwa semua yang anda lakukan adalah dalam rangka ibadah, dalam rangka ketaatan kepada Allah. Ini yang akan memperlancar proses penulisan buku anda. Nilai spiritual dari motivasi ini sangat besar dan dahsyat, anda mendapatkan kemanfaatan bukan hanya duniawi, namun juga kemanfaatan ukhrawi.

  • Tetapkan Tujuan Anda

Sebagaimana dalam menulis sebuah artikel, anda juga harus menetapkan tujuan dalam menulis buku. Ada sangat banyak tujuan dalam menulis buku, anda bisa merumuskan atau memilihnya. Saya sendiri memiliki tujuan untuk memotivasi dan menginspirasi masyarakat melalui buku. Jadi, pada dasarnya saya tidak mempunyai tujuan untuk popularitas. Maka anda lihat buku saya, lebih bercorak normatif, dari segi judul maupun kemasannya, tidak bombastis.

  • Perjelas Segmen yang Anda Ingin Sasar

Coba perjelas terlebih dahulu, buku anda itu ingin anda hadirkan untuk siapa? Karena semua segmen memiliki karakter yang berbeda. Misalnya buku untuk anak-anak, buku untuk remaja, buku untuk mahasiswa, buku untuk orang tua, buku untuk muslimah, buku untuk ibu hamil, buku untuk aktivis dakwah, buku untuk keluaga muda, dan seterusnya. Semua memiliki karakter bahasa yang berbeda.

  • Tentukan Tema yang Akan Anda Tulis

Sekarang tentukan “tema besar” yang akan anda tulis. Anda akan menulis tentang apa? Ada sangat banyak hal bisa anda tulis, sebagaimana penulisan sebuah artikel. Namun saran saya, sesuaikan dengan minat dan kecenderungan anda, karena ini yang akan membuat tulisan anda lancar bak air mengalir. Jika anda menulis buku pada tema yang bersesuaian dengan minat dan kecenderungan anda, membuat anda lebih mudah menemukan ide dan inspirasi untuk menulis.

KEDUA : PROSES PENULISAN DAN EDITING

Setelah anda selesai dengan Proses Prapenulisan, artinya anda sudah memiliki tema yang jelas dan sasaran yang jelas. Sekarang kita mulai proses penulisan dan editing. Tema yang sudah anda pilih, harus berwujud satu buah buku atau bisa lebih. Harus dimulai bagian demi bagian, agar tidak terasa memberatkan. Beberapa langkah berikut ini perlu anda lakukan untuk memulai penulisan dan editing buku.

  • Pengumpulan Bahan Tulisan

Ini adalah cara yang saya lakukan pada penulisan buku Wonderful Family Series (WFS). Enam buku yang sudah ada dari WFS, bermula dari artikel yang saya posting di Kompasiana, silakan cek lapak saya di www.kompasiana.com.pakcah.  Dari seluruh naskah yang saya publikasikan di Kompasiana, saya pilih yang memiliki kesamaan tema, kemudian saya kumpulkan menjadi satu file.

Misalnya yang bertema tentang suami, saya kumpulkan menjadi satu file. Yang bertema tentang istri, saya kumpulkan menjadi satu file; dan begitu seterusnya. Pengumpulan artikel-artikel saya yang memiliki kesamaan tema inilah yang menjadi bahan baku pembuatan buku dengan tema WFS. Maka anda temukan ada buku Wonderful Husband, Wonderful Wife, Wonderful Family, Wonderful Couple, Wonderful Journeys for A Marriage dan Wonderful Marriage. Masih ada beberapa buku lagi dari seri WFS yang akan hadir, insyaallah.

Anda juga bisa mengumpulkan dari makalah yang pernah anda buat, atau dari tulisan-tulisan anda yang berserakan di berbagai majalah serta koran, termasuk yang masih tersimpan di komputer atau laptop dan belum pernah dipublikasikan. Itu semua bisa menjadi bahan awal untuk membuat buku.

Jika anda sudah memiliki bahan seperti yang saya ceritakan di atas, maka langkah berikutnya adalah membuat rancangan outline atau sistematika buku. Jika anda belum memiliki bahan sama sekali, artinya anda membuat buku benar-benar dari nol, maka mulai saja dengan membuat outline buku. Misalnya, buku anda nanti terdiri dari berapa bab, dan setiap bab ada berapa sub bab. Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal jumlah bab dan sub-bab, semua sesuai selera dan keinginan anda.

Tetapi bisa jadi buku anda tidak memerlukan sistematika atau outline tertentu, karena sifatnya adalah kumpulan hikmah. Isinya adalah kumpulan semua artikel tentang hikmah kehidupan, jadi disusun bersambungan satu artikel dengan artikel lainnya, hanya dengan pemberian judul dan nomer tulisan pada setiap artikelnya. Misalnya menulis buku “50 Pengalaman Berharga dalam Hidup Berumah Tangga”, maka langsung saja menulis bagian demi bagian isinya, dari nomer 1 sampai nomer 50. Tidak memerlukan sistematika tertentu.

Walaupun anda sudah memiliki banyak bahan seperti yang saya lakukan pada buku WFS, namun tetap saja harus memperbaiki atau menambah atau menyesuaikan, bagian demi bagian. Tidak bisa hanya dengan memasang artikel begitu saja, karena sifat buku berbeda dengan sifat artikel lepas; tetap harus ada penyesuaian tersendiri untuk layak menjadi sebuah buku.

Jika belum memiliki bahan tulisan sebelumnya, maka setelah memiliki outline, anda mulai menulis bagian demi bagian. Tidak harus urut dari bab satu, anda bisa mulai menulis dari bab berapapun yang anda mau, yang menurut anda paling mudah. Jadi saran saya, tulislah dari bagian yang paling mudah, agar lebih lancar dan cepat prosesnya. Jika anda memilih dari bagian yang paling sulit, maka sejak awal anda sudah menemukan banyak hambatan yang bisa mempengaruhi semangat anda.

Jika sifat tulisan anda adalah kumpulan hikmah dalam kehidupan, maka mulai tulis saja bagian demi bagian dari hikmah kehidupan yang hendak anda hadirkan. Kuncinya sama, mulailah dari bagian yang paling mudah untuk dituliskan.

  • Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh

Setelah selesai semua penulisan, lakukan pemeriksaan atau editing secara menyeluruh. Bagian ini terasa melelahkan dan menguras pemikiran serta tenaga. Berbeda dengan bagian menulis yang terasa menyenangkan dan mengasyikkan. Walaupun bisa jadi nanti ada tim editor sendiri, namun anda perlu melakukan pemeriksaan ---terutama pemeriksaan isi atau konten. Karena isi adalah bagian paling penting, ia merupakan pesan utama untuk anda sampaikan kepada khalayak. Jangan sampai salah.

Jika buku anda akan diterbitkan oleh penerbit mayor, maka anda tidak perlu terlalu detail dengan kesalahan tulisan, titik koma dan tanda baca, karena masih ada tim editor yang akan membantu anda menyelesaikan itu semua. Tapi jika anda berencana menerbitkan sendiri dengan metoda self publishing atau indie, maka anda memang harus mengerjakan semuanya sendiri. Sampai editing teknis harus anda selesaikan sendiri.

  • Bikin Judul Yang Menarik

Bisa jadi dari awal anda sudah memiliki judul yang menarik, sehingga motivasi menulis buku muncul kuat justru karena dipicu oleh judul yang sudah anda temukan. Pak Afrizal ---seorang teman saya, menyatakan, “Pak Cah, coba tulis buku berjudul Di Jalan Dakwah Aku Menikah, itu pasti laris di kalangan aktivis dakwah”. Lalu beliau menyodorkan outline tulisan, lalu saya tulis. Dan benar, buku itu sangat laris di zamannya. Judul sudah ada, lalu saya menulis buku dari judul itu.

Tapi bisa jadi anda belum punya judul, belum ada ide tentang judul. Anda baru menemukan tema besar. Maka jangan pusingkan judul jika memang belum punya. Tulis saja dulu semua isi buku. Bikin judul nanti pada saat anda sudah selesai menulis dan mengedit. Dengan demikian anda sudah mengerti gambaran dan isi buku yang anda tulis secara keseluruhan. Sambil menyelesaikan tulisan dan editing, anda sekaligus mencari inspirasi untuk menemukan judul yang menarik, atau bahkan : mencolok.

  • Temukan Cover yang Menarik

Dua hal yang tampak pertama kali oleh pembaca dari sebuah buku adalah : judul dan cover. Jika kelak anda sudah menjadi penulis terkenal, maka nama penulis menjadi sebuah jaminan tersendiri. Tidak lagi terlalu penting judul dan covernya, karena sang penulis sudah sangat diminati khalayak pembaca. Namun jika nama penulis belum banyak dikenal, maka judul dan cover adalah daya tarik yang besar.

Jika nantinya ingin anda terbitkan dengan metode self publishing atau penerbitan indie, maka anda perlu menentukan cover yang menarik. Jika diterbitkan oleh penerbit mayor, biasanya sudah ditentukan covernya oleh pihak penerbit, namun anda bisa memberikan usulan alternatif. Bisa juga menyatakan setuju dan tidak setuju atas cover yang disediakan oleh pihak penerbit.

KETIGA : PROSES PENERBITAN DAN PEMASARAN BUKU

Setelah langkah kedua selesai, artinya anda sudah memiliki naskah buku yang sudah anda periksa seluruhnya. Kini tinggal teknis bagaimana menerbitkan dan memasarkan buku anda tersebut. Ada beberapa alternatif dalam menerbitkan dan memasarkan buku. Saya akan sampaikan secara ringkas dan sederhana.

  • Alternatif Pertama : Terbitkan Sendiri dengan Self Publishing

Yang dimaksud dengan metode self publishing adalah, penulis menerbitkan sendiri bukunya menggunakan jasa percetakan ---bukan lembaga penerbitan. Maka penulis harus melakukan edit, setting, lay out, membuat cover, hingga buku siap dicetak oleh percetakan. Pihak percetakan tidak mengurus editing, setting dan lain-lain, hanya mencetak buku saja. Maka dalam metode ini hanya ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penulis dan pihak percetakan buku. Penulis membayar sendiri semua biaya percetakan untuk mencetak buku. Penulis harus memasarkan bukunya sendiri, karena pihak percetakan tidak mengurus pemasaran.

Penulis tidak terikat perjanjian dengan pihak penerbit manapun karena hak cipta ada pada dirinya. Maka di buku hanya tercantum nama penulis, tidak ada nama serta logo penerbit. Bisa juga mencantumkan ISBN dengan menggunakan jasa pihak lain yang menguruskan ISBN. Self publishing seperti ini sangat umum di luar negeri. Bahkan seorang Robert Kiyosaki menulis buku awalnya dari self publishing. Dia mencetak sendiri bukunya, namun kemudian ada penerbit mayor yang tertarik dan akhirnya menerbitkan bukunya.

Jika memilih metode self publishing untuk menerbitkan buku anda, perhatikan beberapa catatan berikut.

  • Anda Lakukan Sendiri atau Mencari Tim Teknis

Tentukan, apakah anda sebagai penulis akan melakukan semua hal teknis sendiri, atau meminta bantuan pihak lain yang bertindak sebagai tim teknis. Jika anda ingin melakukan sendiri, maka anda harus melakukan edit secara total, kemudian melakukan setting, lay out, menentukan ukuran buku, format, membuat cover dan hal-hal teknis lainnya. Benar-benar anda lakukan sendiri. Saya memiliki teman penulis produktif yang melakukan semuanya sendiri, kecuali bagian cover. Untuk cover dia minta bantuan pihak lain yang menyediakan jasa pembuatan cover.

Jika anda meminta bantuan pihak lain, maka anda tinggal menyerahkan naskah saja. Pihak lain inilah yang akan mengerjakan semua hal teknis, hingga naskah siap untuk dicetak. Pihak lain ini yang bertindak sebagai tim teknis pengerjaan pembuatan buku. TIm teknis bisa anda bangun sendiri dari kalangan teman-teman, atau bahkan dari kalangan keluarga sendiri ---seperti anak-anak yang sudah dewasa--- atau dari pihak penyedia jasa teknis seperti ini. Biaya untuk tim teknis harus anda alokasikan tersendiri.

Berikutnya anda harus mencari percetakan buku yang terpercaya. Ada sangat banyak jasa percetakan buku, tinggal anda memilihnya. Carilah yang terpercaya, baik dari segi kualitas hasil maupun dari segi ketepatan waktu sesuai perjanjian di awal. Tugas percetakan benar-benar hanya mencetak sesuai pesanan anda. Semua biaya anda tanggung sendiri.

  • Pasarkan Sendiri atau Dengan Tim

Setelah buku selesai dicetak, maka proses berikutnya adalah memasarkan buku. Anda bisa memasarkan sendiri, atau melibatkan tim untuk ikut memasarkan. Cara dan model pemasaran buku akan dibahas tersendiri di bagian belakang nanti.

Yang dimaksud dengan metode penerbitan indie ---singkatan dari independent--- adalah, penulis menggunakan jasa penerbit indie untuk menerbitkan bukunya. Penerbit indie bisa menerbitkan buku dalam jumlah berapapun sesuai keinginan penulis, namun dirinya adalah lembaga penerbitan buku yang berizin. Dalam metode ini ada tiga pihak yang terlibat, yaitu pihak penulis, pihak percetakan dan pihak penerbit indie.

Model penerbitan indie sendiri ada dua macam, pertama adalah self finance indie label. Artinya penulis membayar sendiri biaya edit, setting, layout, cetak, dan lain-lain. Penerbit indie hanya membantu menerbitkan buku, dengan memasang logo penerbitannya, beserta ISBN. Yang kedua adalah non-self finance, di mana pihak penerbit indie membiayai semua biaya dari awal sampai akhir, hingga terbitnya buku. Di buku anda ---selain tercantum nama anda sebagai penulis--- juga tercantum nama dan logo penerbit indie beserta ISBN. Kedua model ini tentu memiliki konsekuensi yang berbeda dalam perjanjian kerja sama dengan pihak penerbit indie.

Metode penerbitan indie ini lebih keren dan lebih bertanggung jawab di mata publik dibanding self publishing, karena ada nama penerbit yang terpasang di cover buku. Menjadikan buku layak dijual secara lebih luas, karena memiliki kredibilitas legal formal; walaupun tidak setara dengan penerbit mayor.

Jika memilih untuk menerbitkan buku anda secara indie, maka perhatikan beberapa hal berikut ini.

  • Lakukan Sendiri atau Mencari Tim Teknis

Sama seperti dalam metode self publishing, anda memilih melakukan semua hal teknis sendiri, atau melibatkan pihak lain sebagai tim teknis. Keduanya memiliki resiko masing-masing yang harus anda hadapi. Jika ingin keuntungannya maksimal untuk anda, maka memilih mengerjakan sendiri membuat semua keuntungan akan kembali kepada anda. Konsekuensinya, anda benar-benar harus bersedia mengeluarkan waktu, tenaga dan kesungguhan untuk mengerjakan hal-hal teknis, yang mungkin saja bukan keahlian anda.

Jika anda ingin berbagi tugas, maka anda bisa membentuk tim teknis atau menggunakan jasa pihak lain yang mengurus teknis pembuatan buku. Tentu ada biaya yang harus dialokasikan untuk tim teknis ini.

  • Mencari Penerbit Indie

Berikutnya, cari informasi penerbit indie yang terpercaya, dan sekaligus tentukan sistem kerjasamanya. Apakah menggunakan sistem self financeatau non-self finance. Keduanya memiliki konsekuensi tersendiri. Ada banyak penerbit indie di zaman sekarang, tidak seperti zaman dulu yang hanya mengenal jenis penerbit mayor. Ini yang sejak awal saya sampaikan, bahwa membuat sebuah buku itu mudah dan simpel di zaman sekarang. Karena ada banyak penerbit indie bermunculan.

  • Pasarkan Sendiri atau Dengan Tim

Setelah buku selesai diterbitkan oleh penerbit indie, tugas anda adalah memasarkan sendiri buku anda, atau anda pasarkan bersama dengan tim. Cara-cara pemasaran kita bahas di bagian akhir tulisan ini.

  • Alternatif Ketiga : Tawarkan ke Penerbit Mayor

Inilah model penerbitan buku yang paling konvensional dan dikenal sajak zaman dulu. Yang dimaksud dengan penerbit mayor adalah industri penerbitan buku yang bermodal besar. Sudah memiliki izin resmi, reputasi dan jaringan pemasaran yang luas. Penulis menawarkan naskah ke penerbit mayor, jika naskah diterima ditindaklanjuti dengan penandatangan kontrak penerbitan. Dalam penerbitan mayor, biasanya naskah akan dilakukan editing, semua proses setting, layout, cover, ISBN dan lain-lain sepenuhnya diurus pihak penerbit. Semua biaya penerbitan hingga pemasaran ditanggung pihak penerbit. Penulis hanya menyetor naskah dan menerima royalti atau sistem beli putus.

Jika memilih untuk menerbitkan buku anda ke pihak penerbit mayor, maka beberapa hal ini perlu anda perhatikan.

  • Membuat Proposal Penawaran untuk Penerbit

Jika anda penulis pemula dan belum dikenal memiliki karya tulis, biasanya penerbit mayor menghendaki proposal dari anda untuk diajukan. Jika anda sudah dikenal oleh penerbit mayor, maka mereka tidak memerlukan proposal dari anda. Bahkan mereka akan mengajukan proposal kepada anda untuk menuliskan sejumlah tema yang mereka perlukan.

  • Membuat Perjanjian dengan Penerbit

Biasanya penerbit mayor sudah memiliki format perjanjian untuk disepakati bersama penulis. Sebagai penulis anda berhak melakukan negosiasi atas poin-poin yang ada dalam perjanjian itu. Intinya adalah, kerja sama saling menguntungkan kedua belah pihak. Termasuk di dalam perjanjian ini adalah, apakah sistem pembayaran secara bayar putus, atau dengan royalti.

  • Pantau Proses di Penerbit Mayor

Proses penerbitan buku di penerbit mayor itu antri. Bahkan kadang-kadang lama, sampai penulis tidak sabar. Di penerbitan mayor, mereka memiliki sangat banyak variabel untuk menentukan buku mana dulu yang akan diterbitkan. Maka harus rela antri untuk menunggu jadwal terbitnya buku anda; dan anda harus terus memantau prosesnya. Jangan sungkan menelpon untuk menanyakan sudah sampai dimana proses penerbitan buku anda.

Ada sangat banyak model pemasaran buku. Secara sederhana kita bagi tiga saja, yaitu model offline, model online, dan gabungan dari keduanya. Yang dimaksud model offline adalah penjualan langsung kepada konsumen, baik melalui penjualan door to door, melalui toko buku mainstream, toko buku keliling, pasar, pameran buku, dan lain sebagainya. Yang dimaksud model online adalah penjualan menggunakan sarana internet, baik dijual melalui berbagai toko online, atau model penjualan melalui jaringan fesbuk, instagram, twitter, web, blog, grup whatsapp, dan lain sebagainya.

Sedangkan yang ketiga adalah menggabungkan model offline dengan model online. Cara-cara pemasaran offline dilakukan, namun juga menempuh pemasaran melalui sarana online, dalam rangka meraih pangsa pasar seluas-luasnya. Pilihan manapun, selalu ada keuntungan dan kerugian, selalu ada kelebihan dan kekurangan.

Demikianlah proses pembuatan buku secara sekilas, bermula dari pengalaman saya menulis 46 judul buku yang sudah terbit dan dijual di pasaran. Semoga ada manfaatnya.

Bontang, 15 Ramadan 1438 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun