Ini adalah cara yang saya lakukan pada penulisan buku Wonderful Family Series (WFS). Enam buku yang sudah ada dari WFS, bermula dari artikel yang saya posting di Kompasiana, silakan cek lapak saya di www.kompasiana.com.pakcah. Dari seluruh naskah yang saya publikasikan di Kompasiana, saya pilih yang memiliki kesamaan tema, kemudian saya kumpulkan menjadi satu file.
Misalnya yang bertema tentang suami, saya kumpulkan menjadi satu file. Yang bertema tentang istri, saya kumpulkan menjadi satu file; dan begitu seterusnya. Pengumpulan artikel-artikel saya yang memiliki kesamaan tema inilah yang menjadi bahan baku pembuatan buku dengan tema WFS. Maka anda temukan ada buku Wonderful Husband, Wonderful Wife, Wonderful Family, Wonderful Couple, Wonderful Journeys for A Marriage dan Wonderful Marriage. Masih ada beberapa buku lagi dari seri WFS yang akan hadir, insyaallah.
Anda juga bisa mengumpulkan dari makalah yang pernah anda buat, atau dari tulisan-tulisan anda yang berserakan di berbagai majalah serta koran, termasuk yang masih tersimpan di komputer atau laptop dan belum pernah dipublikasikan. Itu semua bisa menjadi bahan awal untuk membuat buku.
- Pembuatan Outline Penulisan
Jika anda sudah memiliki bahan seperti yang saya ceritakan di atas, maka langkah berikutnya adalah membuat rancangan outline atau sistematika buku. Jika anda belum memiliki bahan sama sekali, artinya anda membuat buku benar-benar dari nol, maka mulai saja dengan membuat outline buku. Misalnya, buku anda nanti terdiri dari berapa bab, dan setiap bab ada berapa sub bab. Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal jumlah bab dan sub-bab, semua sesuai selera dan keinginan anda.
Tetapi bisa jadi buku anda tidak memerlukan sistematika atau outline tertentu, karena sifatnya adalah kumpulan hikmah. Isinya adalah kumpulan semua artikel tentang hikmah kehidupan, jadi disusun bersambungan satu artikel dengan artikel lainnya, hanya dengan pemberian judul dan nomer tulisan pada setiap artikelnya. Misalnya menulis buku “50 Pengalaman Berharga dalam Hidup Berumah Tangga”, maka langsung saja menulis bagian demi bagian isinya, dari nomer 1 sampai nomer 50. Tidak memerlukan sistematika tertentu.
- Mulai Menulis Bagian Demi Bagian
Walaupun anda sudah memiliki banyak bahan seperti yang saya lakukan pada buku WFS, namun tetap saja harus memperbaiki atau menambah atau menyesuaikan, bagian demi bagian. Tidak bisa hanya dengan memasang artikel begitu saja, karena sifat buku berbeda dengan sifat artikel lepas; tetap harus ada penyesuaian tersendiri untuk layak menjadi sebuah buku.
Jika belum memiliki bahan tulisan sebelumnya, maka setelah memiliki outline, anda mulai menulis bagian demi bagian. Tidak harus urut dari bab satu, anda bisa mulai menulis dari bab berapapun yang anda mau, yang menurut anda paling mudah. Jadi saran saya, tulislah dari bagian yang paling mudah, agar lebih lancar dan cepat prosesnya. Jika anda memilih dari bagian yang paling sulit, maka sejak awal anda sudah menemukan banyak hambatan yang bisa mempengaruhi semangat anda.
Jika sifat tulisan anda adalah kumpulan hikmah dalam kehidupan, maka mulai tulis saja bagian demi bagian dari hikmah kehidupan yang hendak anda hadirkan. Kuncinya sama, mulailah dari bagian yang paling mudah untuk dituliskan.
- Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh
Setelah selesai semua penulisan, lakukan pemeriksaan atau editing secara menyeluruh. Bagian ini terasa melelahkan dan menguras pemikiran serta tenaga. Berbeda dengan bagian menulis yang terasa menyenangkan dan mengasyikkan. Walaupun bisa jadi nanti ada tim editor sendiri, namun anda perlu melakukan pemeriksaan ---terutama pemeriksaan isi atau konten. Karena isi adalah bagian paling penting, ia merupakan pesan utama untuk anda sampaikan kepada khalayak. Jangan sampai salah.
Jika buku anda akan diterbitkan oleh penerbit mayor, maka anda tidak perlu terlalu detail dengan kesalahan tulisan, titik koma dan tanda baca, karena masih ada tim editor yang akan membantu anda menyelesaikan itu semua. Tapi jika anda berencana menerbitkan sendiri dengan metoda self publishing atau indie, maka anda memang harus mengerjakan semuanya sendiri. Sampai editing teknis harus anda selesaikan sendiri.
- Bikin Judul Yang Menarik
Bisa jadi dari awal anda sudah memiliki judul yang menarik, sehingga motivasi menulis buku muncul kuat justru karena dipicu oleh judul yang sudah anda temukan. Pak Afrizal ---seorang teman saya, menyatakan, “Pak Cah, coba tulis buku berjudul Di Jalan Dakwah Aku Menikah, itu pasti laris di kalangan aktivis dakwah”. Lalu beliau menyodorkan outline tulisan, lalu saya tulis. Dan benar, buku itu sangat laris di zamannya. Judul sudah ada, lalu saya menulis buku dari judul itu.