Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Inilah Pertolongan Pertama Pada Keluarga Bermasalah

6 Juni 2016   16:21 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:47 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat klien bercerita, berikan respon empati yang menunjukkan relawan mengikuti, mengerti, dan bisa merasakan suasana yang sedang dihadapi klien. Respon empati bisa ditunjukkan dengan tatapan mata, raut wajah yang tulus, anggukan kepala, ungkapan kecil seperti, “Oh ya, saya mengerti”.

  • Apresiasi positif

Saat klien selesai bercerita, berikan apresiasi positif kepadanya. Bisa dalam bentuk pujian, atau ungkapan kekaguman, atau memberikan isyarat seperti mengacungkan jempol. Sampaikan kepada klien bahwa anda sangat menghargai usahanya datang dan bercerita tentang semua kegelisahannya. Sampaikan pujian bahwa klien adalah orang yang hebat dan akan bisa menghadapi masalah dengan baik.

  • Motivasi

Setelah menceritakan semua perasaan hatinya, berikan motivasi kepada klien. Bahwa mereka telah dikaruniai jiwa dan badan yang lengkap dan sehat oleh Tuhan, untuk bisa menghadapi semua masalah dalam kehidupan. Berikan motivasi positif agar klien bisa menyelesaikan masalah mereka dengan baik.

Etika Menerima Curhat

Dalam menerima curhat dari masyarakat yang datang, seorang relawan konselor keluarga terikat oleh etika berikut:

  • Merahasiakan jati diri klien

Klien yang datang dengan membawa masalah yang ingin diceritakan kepada relawan, harus dirahasiakan jati dirinya. Relawan konselor tidak boleh menceritakan masalah klien secara terbuka kepada pihak lain. Semua rahasia klien menjadi tanggung jawab relawan konselor untuk menyembunyikannya.

  • Tidak mengambil kesimpulan sepihak

Klien yang datang sendirian menceritakan masalah keluarganya, pasti hanya bercerita dari versi dirinya sendiri. Seorang relawan konselor tidak boleh terjebak dalam mengambil kesimpulan secara sepihak, karena dalam sebuah masalah keluarga, selalu ada andil dari kedua belah pihak yang tengah terlibat konflik.

  • Tidak menggurui dan menghakimi

Seorang relawan konselor tidak boleh bertindak menggurui klien atau menghakimi klien. Fungsi relawan adalah mendengarkan semua keluhan klien yang datang, bukan untuk menggurui atau menghakimi. Klien juga tidak akan senang apabila relawan konselor bertindak sok tahu dengan menggurui dan menghakimi masalahnya. Kadang klien bahkan hanya ingin didengarkan curhatnya.

  • Tidak menginstruksi

Seorang relawan konselor tidak berhak menginstruksi klien. Relawan hanyalah pihak yang bertindak memberikan pertolongan pertama terhadap situasi krisis yang tengah dihadapi klien. Curhat adalah upaya untuk melepaskan beban permasalahan, maka yang diperlukan oleh klien adalah didengarkan dan direspon dengan empati. Relawan konselor tidak menginstruksi klien dengan berbagai hal yang harus dilakukan. Klien akan merasa tenang setelah didengarkan, cukup diberikan motivasi dan apresiasi positif, tidak perlu diberikan instruksi.

Kedua, Melayani Konsultasi

Sebagian masyarakat datang hanya untuk menanyakan sesuatu hal. Mereka memiliki persoalan yang ingin ditanyakan jawabannya, maka Reselga melayani konsultasi untuk memberikan jawaban sesuai yang dibutuhkan. Tentu saja, reselga bukanlah person yang mengetahui segala hal, mereka memiliki banyak keterbatasan. Namun dalam dunia konsultasi ini, ada ketrampilan merujuk dan merekomendasi yang dimiliki oleh Reselga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun