Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[RoseRTC] Romansa Sebuah Lilin

17 September 2016   07:07 Diperbarui: 17 September 2016   09:06 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat sorang lelaki duduk di sebelahnya, ia tak acuh, pasrah sudah apa pun yang terjadi. Akad nikah berjalan lancar, Fitri tidak sekalipun memperhatikan lelaki yang menikahinya. Saat diharuskan mencium tangan suaminya, ia melakukannya dengan muka tetap menunduk.

Mungkin hatinya mati, serupa raga tanpa jiwa, ia hanya terdiam. Entah apa yang berkecamuk dalam dadanya.

Setelah semua proses akad nikah selesai, ke dua mempelai diharuskan masuk kamar pengantin. Sedang Fitri masih belum melihat suaminya. Terus menunduk, sampai akhirnya, di dalam kamar, wajah Fitri diangkat suaminya.

"Joni?!"

"Iya, Sayang, ini aku."

Rasa terkejut membuat Fitri tak mampu berkata sesaat. Ia seperti bermimpi, tapi serasa nyata. Diusap matanya berkali-kali, seakan takut yang dilihat hanya sebuah ilusi.

"Kamu benar, Joni?!" masih belum yakin, Fitri bertanya kembali.

"Iyaaa, ini aku, Joni, kekasihmu."

Mendengar jawaban itu, Fitri langsung memeluk Joni. Air mata kembali tumpah, tapi, kali ini air mata bahagia.

Jiwa yang sempat hilang tadi, kini kembali, seperti hidup dari sebuah kematian.

"Jadi, selama ini yang dijodohkan denganku itu kamu?" tanya Fitri dengan masih erat memeluk Joni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun