Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Bulan Kemerdekaan RTC] Misteri Setelah Seratus Tahun Merdeka

17 Agustus 2016   13:38 Diperbarui: 17 Agustus 2016   13:44 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berat sekali, Mas. Apa yang bisa kita lakukan sekarang ini?"

"Kita mulai dari diri kita sendiri, kemudian kita tularkan kepada orang-orang di sekitar kita. Sulit memang, tapi setidaknya kita sudah melakukan yang terbaik buat negara kita dan masa depan anak-cucu kita kelak."

"Tapi, kalau para pemangku jabatan masih belum mempunyai kesadaran seperti yang Mas katakan, apa mungkin, Mas?"

"Itulah dilemanya, Jo. Banyak orang ingin jadi pemimpin, tapi bukan dari panggilan jiwanya, mereka hanya mencari keuntungan dari jabatannya. Dari sinilah, orang-orang menjadi anti-pati pada keadaan negaranya."

Keadaan hening sejenak, Ajo ikut termenung, hanyut oleh alur cerita Rudie. Aku juga tidak mengerti, apa yang Rudie rencanakan dan apa yang akan diperbuatnya.

Setahuku, Rudie adalah orang pilihan, ia memiliki kelebihan dari kebanyakan orang secara spiritual.

"Baiklah, Mas, mulai sekarang, mari kita tanamkan kesadaran pada orang-orang di sekitar kita," kata Ajo sambil menyalakan sebatang rokok.

Mereka bergerak secara mandiri, karena Rudie sangat di segani di sekitar tempat tinggalnya, tidak sulit mengajak orang-orangnnya.

Semakin luas pengaruh yang di sampaikan Rudie, semakin mendapat tantangan. Banyak yang mencemooh apa yang dilakukan Rudie dan Ajo. Tapi mereka tidak patah-arang. Apa yang mereka lakukan adalah untuk menyelamatkan Anak-cucunya kelak.

 

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti event bulan kemerdekaan RTC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun