Mohon tunggu...
Padlah Riyadi. CA . ACPA
Padlah Riyadi. CA . ACPA Mohon Tunggu... Akuntan - Profesional Akuntan

Akuntan pendidik yang menjalankan tugas profesional akuntansi serta pajak dan penanggung jawab Kantor Jasa Akuntan Padlah Riyadi., CA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Green Accounting Berbasis Aspek Berkelanjutan

20 Agustus 2018   08:57 Diperbarui: 20 Agustus 2018   09:24 5683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Biaya daur ulang yang dijual, atau biasa juga disebut dengan "Cost incurred by upstream and down-stream business operations".

Biaya penelitian dan pengembangan (Litbang) yang terdiri dari biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang ramah lingkungan, produk dan fasilitas pabrik.

Latar Belakang Akuntansi Lingkungan

Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pesatnya perkembangn konsep ini didasarkan pada banyaknya tekanan dari lembaga-lembaga bukan pemerintah (non-government), serta meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat luas yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan hanya kegiatan industri demi bisnis saja. 

Namun sampai dengan pertenggahan tahun 1990-an konsep atau kata ini tidak banyak di dengar termasuk di Jepang. Pada pertenggahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (the international standard committee /IASC) mengembangkan konsep tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional. Termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits).

Pada tahun 1990 Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Agency) yang kemudian berubah menjadi Kementrian Lingkungan Hidup (Ministry of Environmental/MOE) mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) pada bulan Mei tahun 2000.  Panduan ini disempurnakan lagi tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan. 

Perusahaan-perusahan besar Jepang seperti Fuji Xerox mulai menempatkan posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan akuntansi keuangan. Kini semakin banyak perusahaan-perusahaan di Jepang sudah menerapkan akuntansi lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jepang. Sebut saja NEC, Fuji, Xerox, Hitachi, Chugai Pharmeceutical Company, Honda, Canon, Seiko, Panasonic, Nikon, Komatsu dan sebagainya (Djogo, 2006).

Ditambahkan Djogo yang mengatakan bahwa sejak tahun 1999, Kementrian Lingkungan Hidup Jepang telah terlibat menjadi salah satu anggota tim ahli tentang the "Government's role in promoting environmental management accounting" initiated by United Nation Division for Sustainable Development (UNDSD) Environmental Management Initiative. Dalam kesempatan ini, menteri lingkungan hidup Jepang menangkap kecenderungan penerapannya di seluruh dunia dan meyampaikan pengalaman praktek akuntansi lingkungan hidup di Jepang. 

Di samping itu, Jepang juga terlibat dalam jaringan akuntansi manajemen lingkungan asia pasifik (Environmental Management Accounting Network-Asia Pacific / EMAN-AP) sebuah jaringan yang terdiri dari peneliti dan praktisi akuntansi lingkungan dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik. Jaringan ini didirikan pada September tahun 2001 dengan misi untuk memperkenalkan dan meyebarluaskan penggunaan metode akuntansi manajemen lingkungan serta memberikan sumbangan atau dukungan pada pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik. Koordinasi di Jepang dipegang oleh the Institute for Global Environmental Strategies (IGES) the Kansai Research Center.

Pada pertenggahan tahun 1990-an ketika istilah akuntansi lingkungan belum terlalu dikenal masyarakat luas, hanya beberapa perusahaan saja yang mula-mula menerapkannya dengan mengungkapkan permasalahn lingkungan walaupun sebenarnya perusahaan Canon sudah mulai menerapkan akuntansi lingkungan pada tahun 1983. 

Hal ini berkaitan dengan keterbukaan perusahaan untuk mengungkapkan  informasi lingkungan sebagai dampak dari kegiatan industri atau bisnis mereka. Selanjutnya, pada tahun 1998 jumlah perusahaan yang menerapkan akuntansi lingkungan meningkat dari 10.4 persen menjadi 20.9 persen pada tahun 1999 dan meningkat mencapai 27.0 persen di tahun 2000. Dari jumlah ini 17.3 persen sudah menerapkan dan memperkenalkan akuntansi lingkungan dan 34 persen sedang mempertimbangkan akan segera menerapkannya. Peningkatan penggunaan akuntansi lingkungan oleh kementrian lingkungan hidup Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun