Kiran menjerit, berkelit, melawan, berusaha melepaskan diri…
Dipukulinya buaya itu. Dan pada satu saat, gigitannya terlepas.
Kiran mengurungkan niatnya untuk mencapai daratan di seberang. Dia menjauhi buaya itu dan berlari menelusuri air.
Air bening itu sebuah sungai rupanya. Kiran terus berlari… berlari… berlari… menjauhi para buaya.
Sungai itu panjang, jauh dan berkelok- kelok, seakan tak berujung.
Kiran terus berlari. Entah sudah berapa lama dia berlari di dalam air ketika di depannya tiba- tiba tampak daratan. Sebuah padang agak berpasir dengan sedikit rumput di sana sini.
Kiran dengan lega keluar dari air, naik ke daratan itu.
Dan…
Belum lama dia bisa menarik napas lega, sebuah gunung besar yang tampak di depannya tiba- tiba meletus.
Ada banyak api berpendaran. Dan sambaran- sambaran berupa kilat yang entah muncul darimana. Â Percik api dan bebatuan terlempar ke udara.
Kiran memandangi langit yang tampak seperti latar belakang sebuah kengerian tak terperi.