Beruntunglah pula pembelajaran sistem full day school di SD sudah dihapus, ya. Kalau masih digelar, enggak terbayang oleh kita bagaimana tingginya derajat kejenuhan yang bertebaran di sekitar lingkungan sekolah.
Kasihan anak-anak SD!
Psikososial mereka pasti terguncang. Secara, hidup ini enggak selalu berkisah tentang sekolah dan ruang kelas saja, kan?
Kasihan pula dengan para guru SD yang seakan-akan enggak punya urusan dan kesibukan lain, kecuali hanya bertatap dengan meja, kursi, siswa, hingga papan tulis.
Guru SD kan juga punya anak!
Tapi tetap saja, profesi guru SD itu menyenangkan kok. Di sebalik keluh kesah dan ke-ambyar-an birokrasi hingga administrasi, mereka bisa tetap menimba kebahagiaan sepulang dari kegiatan mengajar.
2. Guru SD Memiliki Jatah Libur yang Relatif Banyak
Libur...libur...libur telah tiba. Berapa banyak hari libur untuk seorang guru SD? Banyak, ya. Sungguh kenikmatan yang luar biasa kalau pekerjaan yang ruwet sering diselingi oleh liburan.
Eits, kita tak perlu buru-buru mengamati kaldik alias kalender pendidikan, ya. Hehehe. Kita tuangkan saja hari libur secara umum. Toh, guru SD pasti sudah hapal, kan.
Hari Minggu? Libur.
Tanggal merah di kalender? Libur.
Menjelang puasa? Libur.
Menjelang lebaran? Libur.