Tidak hanya suara mulut, ternyata tangan bos besar ini juga ikut mendorong sang pekerja hingga tersungkur. Emosinya benar-benar sudah menjulang.
"Tapi, Pak? Tolong jangan pecat Saya, Pak. Saya mohon..."
*
Dari sejak kisah keributan itu bermula, ada seorang gadis yang mengamati tingkah Zahfran. Gadis yang awalnya ceria itu seketika langsung menangis seraya memeluk Ayah tercintanya.
Dia tak menyangka sikap Zhafran yang selama ini begitu baik bisa berubah hanya gara-gara hal sepele seperti itu. Pun demikian dengan sang Ayah. Konsumen langganan Zhafran ini juga kaget atas tingkahnya. Zhafran memang rajin berwudhu, tapi sekarang malah terlihat sok suci.
"Mas, dengan berat hati kuucapkan dengan terang, pernikahan kita batal!"
"Lho, apa salahku, Sayang? Aku cuma tidak terima dengan sikap Bapak Tua ini yang merusak tempat wudhu kesayanganku."
"Kamu salah besar, Mas. Wudhu-mu juga salah sepenuhnya. Cuma kaki dan tanganmu yang basah, dan hanya mukamu yang terbasuh."
"Maksudmu apa, Sayang?"
"Sudah, Mas. Aku harap Kamu bisa segera berubah dan menemukan gadis yang jauh lebih baik dariku."
Dengan wajah yang mendung, sang putri bungsu bersama papanya pergi meninggalkan Zhafran. Mungkin perpisahan itu adalah yang terbaik bagi keduanya.