Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru, Mulai dari Terpaksa, Menjalani, dan Betah

29 April 2020   21:45 Diperbarui: 29 April 2020   21:54 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama murid-murid saat bersantai di taman baca di belakang SD. Dok. Ozy V. Alandika

Menjelang Oktober 2018, ada kabar bahwa pemerintah akan membuka pendaftaran CPNS dengan formasi hingga ratusan ribu. Ini kabar baik dan setelah aku lihat peluang guru PAI lumayan banyak.

Formasinya, 25 orang untuk kabupaten Curup, dan 50 orang untuk kabupaten Kepahiang. Aku segera memilih formasi sebagai guru PAI SD di Kepahiang karena peluangnya lebih besar,  Bismillah, kataku dalam hati.

Dan alhamdulillah, Allah kembali memberikanku nikmat sekaligus menegaskan bahwa jalan hidupku adalah sebagai guru. Aku pun lulus tes CPNS sebagai guru PAI, tepatnya di SD Negeri 08 Tebat Karai, Kepahiang dan mulai bertugas tanggal 01 April 2019 kemarin.

Hebatnya lagi, di SD aku malah fokus mengajar mata pelajaran BTA karena guru PAI di sana baru akan pensiun tahun 2020.

Saya bersama murid-murid saat bersantai di taman baca di belakang SD. Dok. Ozy V. Alandika
Saya bersama murid-murid saat bersantai di taman baca di belakang SD. Dok. Ozy V. Alandika

Setelah beberapa bulan mengajar, ternyata di SD begitu membahagiakan dan aku lebih bahagia. Tidak ada lagi lahanku untuk berkeluh, melainkan Allah berikan banyak kesempatan agar aku berkembang.

Kecintaanku akan profesi gurus semakin bertumbuh dan aku sangat mencintainya. Biarpun jarak tempuh ke SD sejauh 58 KM dari rumah, tidak menyurutkan semangatku untuk terus pasang.

Sudah. Barangkali tulisan ini luar biasa panjang. Tapi, Aku betah jadi guru, karena inilah jalanku untuk menggapai kemuliaan. Semoga profesi ini akan mendekatku ke surga. Aamiin.

Salam.
Kisah ini tertuang dalam Buku Antologi Cerpen "Sang Mentari Peradaban"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun