Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru, Mulai dari Terpaksa, Menjalani, dan Betah

29 April 2020   21:45 Diperbarui: 29 April 2020   21:54 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama murid-murid saat bersantai di taman baca di belakang SD. Dok. Ozy V. Alandika

Setelah daftar, aku pun harus mengikuti tahap ujian masuk terlebih dahulu. Sedikit khawatir sebenarnya, jangan-jangan tesnya Bahasa Arab pula? Dan benar saja, tesnya adalah BTA.

Huuuuh, selamat. Tidak ada kesulitan berarti waktu itu. Walaupun pengujinya sedikit menyeramkan, aku bisa melewatinya dengan awet hati. Berselang satu hari setelah tes, akhirnya aku membaca pengumuman. Dan... LULUS! Alhamdulillah.

Mulailah aku menempuh perjalanan panjang bersama jurusan PAI, tepatnya akhir Agustus 2012. Kuliah cuy! Hihihi. Selama kuliah, tidak ada rasa yang terlalu berbeda walau mata kuliahnya berupa kata-kata asing.

Menikmati, walau keluh di hati masih tentang "nanti, kalau sudah tamat S-1 PAI, kuliah S-1 Matematika saja!", aku tetap berusaha menjauhkannya dari tidurku.

Saat kuliah, aku tetap aktif mengajar BTA di rumah. Murid-muridku tetap stabil. Ada yang kabur tak berkabar, namun segera Allah cari gantinya. Terus seperti itu.

Bahkan, karena sudah naik tingkat (calon sarjana) aku pun dapat ide-ide segar untuk mengadakan kegiatan keagamaan di rumah. Wah, ternyata murid-muridku makin senang dan beberapa kali aku mendapat kiriman ayam dan nasi ketan. Hmmm, bahagianya.

Semester satu selesai, nilaiku lumayan bagus. IP 3,50 bukanlah hal yang mudah untuk dicapai untuk seseorang yang kurang niat seperti aku. Hoho.

Menjelang semester dua, tiba-tiba saja aku mendapat bencana. Ya, orangtuaku tidak punya cukup uang untuk membayar SPP. Hampir saja aku mengambil cuti kuliah, namun beruntungnya ibuku rela menjual anting emas hadiah dari ayahku dulu.

Di sinilah aku mulai sadar, dan mungkin inilah cara Allah untuk menegaskan bahwa pilihan orangtua adalah yang terbaik. Aku menangis dalam diam, dalam kesunyian, dan benar-benar ingin serius untuk kuliah di jurusan PAI.

Berkali-kali aku membayangkan jika saja kemarin aku kuliah di UNIB, mungkin aku sudah pecah ban di jalan alias berhenti di tengah-tengah. Huuuhh

Semester dua selesai, IP-ku meningkat jadi 3,80 dan mendapatkan beasiswa prestasi. Lanjut semester tiga, kuliahku tetap lancar dan stabil. Semester empat? Ini menjadi awal karirku dalam organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun