Alhamdulillah, rekan-rekan guru begitu bahagia menyambutku. Aku pun demikian. Jiwa ini rasanya tergerak untuk cepat-cepat masuk kelas. Mengajar PAI 12 JP, ditambah ekstrakulikuler RISMA dan SBQ. Nikmat mana lagi yang mau didustakan!
Baru beberapa hari kerja sebagai guru honorer aku sudah bisa beradaptasi, bahkan tidak perlu berdaptasi karena mereka para guru sudah mengenaliku.
Aku begitu bahagia. Esktrakulikuler RISMA yang selama ini nyaris vakum kembali aku hidupkan, begitu pula dengan SBQ.
Bahkan, anak-anak RISMA asuhanku begitu fenomenal dan terkenal dengan kebaikan hatinya. Motto kerja ikhlas yang aku tanamkan begitu lengket dengan mereka.
Aku terus mengajar dan berkarya. Metode-metode pembelajaran terbaru aku makan, inovasi baru berusaha aku timbulkan, dan teladan berusaha aku tularkan. Alhamdulillah, mushola di SMP jadi ramai bahkan lengkap dengan petugas azan di setiap harinya.
Sekolah pula begitu perhatian padaku dan sekaligus menjadikanku pusat perhatian. Terang saja, setiap ada lomba aku dijadikan pendamping. Setiap ada acara kegiatan, aku ditugaskan jadi panitia kegiatan atau pembaca doa.
Siapa lagi kalau bukan aku, toh di sana guru PAI ketiganya adalah perempuan. Setidaknya mereka mempercayakan kemajuan PAI di SMP denganku.
Di tahun 2018 pekerjaanku ditambah. Selain jadi guru dan pembina, aku ditugaskan sebagai staf perpustakaan dan pengurus mushola. Alhamdulillah, tambah kerja naik gaji. Bagaimana aku bisa tidak menikmatinya? Dan bagaimana bisa aku tidak betah. Hehe
Pada bulan Agustus 2018, aku memilih untuk melanjutkan studi magister di IAIN Bengkulu.
Terang saja, pendaftaran CPNS untuk formasi guru masih sekadar isu, hingganya aku memilih kuliah lagi untuk mengejar cita-citaku. Bukan dosen Matematika, melainkan dosen PAI. Â Mengajar jalan, kuliah jalan dan aku menikmati kesibukan ini.