Toilet menjadi tujuan pertama saya. Letaknya sekitar 80 meter dari pintu masuk, di sebelah kanan.Â
Kamar toiletnya luas, sangat bersih dan nyaman. Terdapat bilik toilet kering bagi yang ingin buang hajat.
Oleh karena saya lupa membawa sebotol air mineral, maka terlebih dulu saya membelinya air 500 ml seharga Krw 500. Saya pilih bayar pakai koin dan mesinnya mengeluarkan sebotol air minum. Untuk bekal, saya membawa 2 butir telur rebus, 2 bungkus snack ketan dan 4 potong roti tawar.
Pendakian menuju puncak Gunung Halla bernama Witse Oreum dapat dilakukan melalui Eorimok Trekking Trail, dibuka per 1 Oktober 2024 hingga akhir bulan Maret 2025. Jadwal masuk jalur dimulai pukul 5 pagi hingga pukul 11 siang.Â
Beruntung, saya masih bisa mencapai jam 11 siang. Semua pendaki wajib turun sebelum pukul 17:00. Ini ada kaitannya dengan keselamatan karena cuaca buruk yang tidak bisa diprediksi.
Satu lagi, mendaki di tempat ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.Â
Rencana awal menjelajahi Eoseungsaengak Trail kemudian berubah ketika kami mengambil jalur kanan menuju Eorimok Trekking Trail, sementara Eoseungsaengak Trail berada di sebelah kiri dengan pintu masuk di samping kiri gedung kantor UNESCO World Heritage Hallasan National Park.Â
Sebagai informasi, tidak tersedia kantin dan sejenisnya di sepanjang jalur pendakian. Sehingga, pendaki wajib membawa bekal dan air minum secukupnya.Â